Washington (ANTARA) - Jumlah orang yang meninggal dunia akibat gempa besar di Turki selatan telah melewati angka 12.000, menurut sebuah badan pemerintah, Kamis.
Badan penanggulangan bencana Turki, AFAD, menyatakan 12.391 orang tewas dan 62.914 lainnya terluka akibat gempa Senin (6/2) yang berpusat di Provinsi Kahramanmaras.
Provinsi-provinsi lainnya di Turki selatan dan timur yang terdampak gempa adalah Gaziantep, Hatay, Osmaniye, Adiyaman, Malatya, Sanliurfa, Adana, Diyarbakir, dan Kilis.
Lebih dari 6.000 bangunan runtuh akibat gempa berskala 7,7 dan 7,6 Richter, yang terjadi dalam waktu kurang dari 10 jam.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Rabu (8/2) bahwa Turki telah mengambil tindakan dengan mengerahkan semua lembaga dan sumber dayanya sejak gempa melanda.
"Kami telah memobilisasi semua sumber daya kami. Negara bekerja sama dengan pemerintah kota, terutama dengan Presidensi Penanggulangan Bencana dan Darurat (AFAD), dengan segala cara," kata Erdogan saat ia menginspeksi upaya bantuan di Kahramanmaras.
Lebih dari 13 juta orang terkena dampak gempa.
Agar operasi pencarian dan penyelamatan dapat dilakukan dengan cepat, Turki pada Selasa (7/2) mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di provinsi yang dilanda gempa.
Selain itu, Turki menetapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari setelah gempa dahsyat tersebut.
Semua acara olahraga nasional di negara itu telah ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sekolah di seluruh negeri akan tutup sampai 13 Februari, dan pendidikan di 10 provinsi terdampak dihentikan sampai 20 Februari.
Setelah gempa, ucapan belasungkawa mengalir dari seluruh dunia yang mengungkapkan solidaritas dengan Turki.
Banyak negara mengirimkan tim penyelamat dan bantuan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Korban jiwa akibat gempa dahsyat di Turki-Suriah tembus angka 15.000
Baca juga: WHO akan kirim tim ahli ke Turki
Ini prioritas Basarnas dalam rencana penyelamatan korban gempa Turki
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023