Adana (ANTARA) - Seorang pengusaha kebab di Provinsi Adana di Turki Selatan membuka tiga restorannya untuk menampung para korban selamat dari gempa Turki,
Cerita warga Aleppo di Suriah yang juga terguncang gempa
“Setelah gempa, kami berpikir tempat teraman untuk berlindung adalah restoran,” kata pemilik restoran tersebut, Salih Oral, kepada Anadolu.
Oral mengingat saat itu sedang hujan. Ia melihat orang-orang menunggu di dalam mobil mereka, duduk di trotoar, dan berseliweran tanpa tujuan.
Ia lalu membuka pintu restorannya dan setelah itu menyediakan makanan, sup, dan teh gratis.
Selama 48 jam terakhir, orang-orang yang rumahnya rusak akibat dua gempa dahsyat – atau bahkan hancur tak bersisa – berlindung di restorannya.
Oral juga mengirimkan makanan ke kota-kota sekitar yang juga terdampak oleh gempa, termasuk Kahramanmaras dan Hatay.
Leyla Arslan, seorang ibu rumah tangga berusia 65 tahun, bernaung di restoran Oral sejak gempa pertama melanda pada Senin pagi.
“Saya panik dan hampir melompat dari balkon saat terjadi gempa,” kata Arslan.
Arslan mengatakan ia dan suaminya hanya meringkuk di bawah pintu depan hingga guncangan berhenti.
Sejak itu, ia dan suaminya --yang sama-sama khawatir ada gempa susulan-- bernaung di salah satu restoran Oral.
Penyintas gempa DIdem Incekuran, 24 tahun, juga bernaung di restoran sejak Senin.
“Aku tahu aku harus menemukan tempat aman di rumah selama gempa terjadi, tapi aku panik; kami turun ke bawah,” kata dia.
Oral bukan satu-satunya pemilik restoran yang membantu para penyintas gempa. Banyak kafe dan restoran lain di Adana juga membuka pintu sepanjang waktu guna menyediakan tempat bernaung bagi para warga setempat yang kehilangan rumah.
“Kami belum ingin kembali ke rumah kami. Kami merasa aman disini,” kata Incekuran, sambil mengungkapkan rasa terima kasih atas kebaikan Oral.
“Ini waktunya kita bersatu,” kata Oral, membalas ungkapan Incekuran.
Oral melanjutkan bahwa dalam kepercayaannya, Islam, menolong mereka yang membutuhkan adalah suatu kewajiban.
Menurut jumlah terakhir yang diumumkan badan bencana pada Rabu, sedikitnya 7.108 orang tewas dan 40.910 lainnya mengalami luka di Turki setelah dua gempa dahsyat pada Senin mengguncang wilayah selatan negara itu.
Gempa tersebut masing-masing berkekuatan magnitudo 7,7 dan 7,6, dan berpusat di Provinsi Kahramanmaras serta mengguncang 10 provinsi lain. Lebih dari 13 juta orang juga terkena dampak bencana itu.
Turki pada Selasa mengumumkan status darurat selama tiga bulan pada 10 provinsi yang dilanda gempa, yaitu Kahramanmaras, Hatay, Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Sejumlah negara yang berbatasan dengan wilayah itu, seperti Suriah dan Lebanon, juga merasakan guncangan akibat dua gempa dahsyat di Turki dalam waktu kurang dari 10 jam.
“Kita menghadapi salah satu bencana terbesar tidak hanya dalam sejarah Republik Turki tetapi juga geografi kita dan dunia,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Jumlah korban meninggal gempa Turki kini tembus 12.000 jiwa
Baca juga: Sejumlah negara kirim tim penyelamat ke Turki dan Suriah
Cerita warga Aleppo di Suriah yang juga terguncang gempa
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023