Brussel (ANTARA) - BRUSSEL, 8 Februari (Xinhua) -- Hingga Rabu (8/2) pagi waktu setempat, 20 negara anggota Uni Eropa (UE) dan tiga negara yang berpartisipasi dalam Mekanisme Perlindungan Sipil UE telah menawarkan untuk mengirimkan total 36 tim penyelamat dan medis ke Turki yang diguncang gempa bumi, demikian disampaikan Janez Lenarcic, komisioner Eropa untuk manajemen krisis, di Brussel pada Rabu.

Tim-tim tersebut terdiri dari sekitar 1.500 personel penyelamat dan tenaga kesehatan serta 100 ekor anjing pelacak, ujarnya.

Tim perlindungan UE juga telah dikerahkan untuk membantu koordinasi, tambahnya.

Turki mengaktifkan Mekanisme Perlindungan Sipil UE pascagempa dahsyat, yang mengguncang wilayah bagian selatan negara itu pada Senin (6/2). Mekanisme ini dirancang bagi negara mana pun di Eropa dan sekitarnya untuk meminta bantuan dari negara-negara anggota UE jika diperlukan. Provinsi Hatay di Turki selatan dan Kota Aleppo di Suriah utara melaporkan jumlah korban jiwa terbanyak. Sementara Lebanon, Israel, dan Siprus turut merasakan getaran gempa tersebut.

Gempa dahsyat bermagnitudo 7,7 mengguncang Provinsi Kahramanmaras di Turki selatan pada Senin pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB), yang kemudian disusul oleh gempa bermagnitudo 6,4 beberapa menit setelahnya di Provinsi Gaziantep, Turki selatan, dan gempa bermagnitudo 7,6 pada pukul 13.24 waktu setempat (17.24 WIB) di Provinsi Kahramanmaras.

Provinsi Hatay di Turki selatan dan Kota Aleppo di Suriah utara melaporkan jumlah korban jiwa terbanyak. Sementara Lebanon, Israel, dan Siprus turut merasakan getaran gempa tersebut

UE menerima permintaan kedua dari Turki pada Rabu pagi waktu setempat. Ankara meminta tenda, selimut, dan alat pemanas, menurut Lenarcic.

Suriah juga mengaktifkan Mekanisme Perlindungan Sipil UE pada Rabu pagi waktu setempat, meminta bantuan untuk layanan pencarian dan penyelamatan bagi mereka sendiri, serta barang-barang perlengkapan medis dan makanan, imbuh Lenarcic. Negara-negara anggota UE telah didorong untuk merespons permintaan Suriah tersebut dengan baik.


Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023