Magelang (ANTARA News) - Presiden RI, H. Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu pagi pukul 07.00 WIB meninggalkan lokasi pengungsian warga Merapi di Desa Dukun, Kabupaten Magelang setelah sempat menginap di tempat itu.
Sebelum meninggalkan pengungsian, Presiden yang didampingi Menkes, Kapolri, dan pejabat dari Jawa Tengah menyempatkan diri menyaksikan kondisi Gunung Merapi dengan menggunakan teropong.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan kepada Bupati Magelang, Singgih Sanyoto agar jajarannya terus mengawasi para pengungsi dan memastikan mereka tidak meninggalkan tempat pengungsian sebelum keadaan Gunung Merapi dinyatakan aman.
Presiden juga meminta Pemkab setempat memperbaiki dan sekaligus melakukan evaluasi di tempat pengungsian yang mungkin masih ada kekurangan termasuk tempat ibadah. "Supaya mereka tidak jenuh juga perlu diadakan acara siraman rohani, hiburan, dan kekaryaan yang lain. Semua itu untuk mengusir kejenuhan para pengungsi," katanya.
Selain itu, S.B. Yudhoyono juga meminta masyarakat yang berada di daerah rawan bencana Gunung Merapi agar tetap waspada setiap saat, lebih baik mereka tetap berada di tempat pengungsian dulu.
Dalam keterangan pers, Selasa (16/5) malam di tenda pengungsian, Yudhoyono mengaku masih menunggu observasi dan analisa oleh vulkanologi, pengawas, dan para pakar kegunungapian, apakah statusnya bisa berubah dari awas menjadi siaga.
"Mari kita ikuti saja perubahan status yang bisa menjadikan kepastian dan langkah imbangan yang tepat, sebab perubahan status tersebut tentu akan mengarah pada perubahan evakuasi lanjutan atau justru persiapan pengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Sementara itu saparuh pengungsi yang tinggal di pos pengungsian di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), Desa Dukun, sudah banyak yang meninggalkan tempat untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Di tempat pengungsian tersebut semula tercatat 1.200 jiwa pengungsi, dan sekarang ini tinggal sekitar 200 orang. Mereka mengaku selain melihat kondisi Gunung Merapi sudah tidak membahayakan juga akan melihat ternak miliknya. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006