Satu RSUD di daerah tidak cukup dengan hanya miliki satu orang dokter spesialis dari masing-masing bidang,

Banda Aceh (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Banda Aceh masih membutuhkan tambahan dokter spesialis khusus penanganan nyeri, karena ke depan RS tersebut diharapkan menjadi pusat rujukan penanganan nyeri khusus dengan teknik intervensi.

"Sekarang baru satu orang dokter, awal-awal ini masih bisa tangani. Ini kita kembangkan terus karena kita ingin RSUD Meuraxa ke depan menjadi pusat rujukan penanganan nyeri khusus dengan teknik intervensi, jadi idealnya paling tidak dua dokter, " kata Direktur RSUD Meuraxa dr Riza Mulyadi SpAn FIPM di Banda Aceh, Rabu.

Riza menambahkan, rumah sakit pemerintah itu sedang berupaya mengembangkan pengobatan penyakit nyeri dengan teknik intervensi.

Selain itu, rumah sakit tersebut juga masih kekurangan dokter umum, sehingga pengelola rumah sakit kerap melakukan rotasi tenaga dokter antarruangan dalam upaya memenuhi pelayanan bagi masyarakat saat berobat.

Dia mengatakan, rumah sakit itu memiliki sekitar 60 orang dokter spesialis dengan berbagai bidang keilmuan dan 24 orang dokter umum, yang memang masih sangat dibutuhkan penambahan untuk mengoptimalkan pelayanan.

“Kita masih kekurangan tenaga dokter umum, total sekarang ada 27 dokter, tetapi ada tiga sekolah dan sudah lulus untuk dokter spesialis sehingga tersisa 24 dokter,” kata Riza.

Ia menjelaskan, RSUD Meuraxa idealnya memiliki sebanyak 35 dokter umum. Selama ini, pihaknya kerap melakukan rotasi tenaga dokter antar ruangan guna memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Seperti saat ini, lanjut Rizal, tenaga dokter umum di ruangan Intensive Care Unit (ICU), ruang Intensive Coronary Care Unit (ICCU) hingga ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) harus dirotasi untuk membantu pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena kekurangan dokter umum.

“RSUD Meuraxa ini kalau ditambah lagi 10 dokter umum baru bisa kita bilang ideal. Jadi sekitar 35 dokter umum paling tidak, baru bisa kita lakukan pelayanan secara maksimal,” kata Rizal.

Pihaknya telah mengajukan penambahan tenaga dokter kepada pemerintah. Untuk itu Kementerian Kesehatan melalui formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga akan segera mendistribusikan sebanyak 20 dokter umum ke RSUD Meuraxa, yang diperkirakan mulai bertugas pada Maret 2023.

"Dengan adanya tenaga PPPK ini, saya pikir ini salah satu cara yang diambil Kemenkes untuk mengatasi kekurangan. Jadi langsung diberikan kepada tempat yang membutuhkan, sebenarnya lebih efektif. Kalau dokter PPPK ini mulai didistribusikan ke kita, maka kita sangat terbantu,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) Dr dr Safrizal Rahman M Kes SpOT menilai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kabupaten/kota di Aceh masih banyak kekurangan dokter.

"Satu RSUD di daerah tidak cukup dengan hanya miliki satu orang dokter spesialis dari masing-masing bidang," kata Safrizal.

Saat ini, menurut dia, ketika RSUD sudah ada dokter spesialis obgyn, maka harus ada spesialis seperti onkologi untuk menanggulangi tumor, kanker dan sebagainya.

Kemudian ketika sudah ada dokter spesialis anak maka harus berkembang jadi ahli anak yang menangani jantung anak, infeksi, neonatus, dan masalah lainnya pada anak.

"Ini tentu kita sedang bergerak menuju kesana. Kalau hari ini untuk spesialis dasar, Insha Allah di kabupaten/kota di Aceh sudah terlengkapi. Tapi sudah harus bergerak ke spesialis non dasar dan spesialis penunjang yang sudah banyak kasus sudah ada di masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Akademisi: Aceh masih kekurangan dokter umum dan spesialis
Baca juga: Akademisi: Aceh masih kekurangan dokter umum dan spesialis


​​​​​​

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023