Yogyakarta (ANTARA News) - Awan panas Gunung Merapi (2.965 mdpl) selepas pukul 04.00 WIB, Rabu, hingga sekitar pukul 07.10 WIB, tampak mereda dan kemunculannya semakin jarang, dengan jarak luncur rata-rata kurang dari satu kilometer dari puncak ke arah lereng. Wartawan ANTARA yang berada di kawasan obyek wisata Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melaporkan meski sempat terjadi satu kali awan panas cukup besar pada Rabu dini hari dengan jarak luncur sekitar 3,5 kilometer, tetapi setelah itu awan panas dari gunungapi ini mulai mereda. Begitu pula guguran lava pijarnya, jarak luncurnya umumnya pendek, hanya ratusan meter. Arah luncuran guguran lava pijar maupun awan panas umumnya ke selatan, barat daya dan tenggara. Di wilayah Kabupaten Sleman, DIY, terutama kawasan selatan, baratdaya dan tenggara kaki Merapi hingga Rabu pagi tidak terjadi hujan abu. Meski aktivitas gunung itu agak mereda dengan mulai berkurangnya awan panas, tetapi daerah terlarang di kawasan kaki gunung ini tetap ditutup. Sejumlah petugas dari Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) Pemkab Sleman dan dibantu warga masyarakat setempat masih berjaga-jaga di setiap pos akses masuk ke wilayah yang ditutup tersebut. Hanya petugas dan warga setempat yang berkepentingan yang boleh masuk ke wilayah itu, seperti warga yang akan mengurus hewan ternaknya atau menengok rumahnya. Sementara itu, dari pemantauan ANTARA tampak sejumlah bus mini angkutan umum `ngetem` di utara pintu gerbang obyek wisata Kaliurang. Armada angkutan umum ini biasa melayani trayek Kaliurang-Yogyakarta PP. Angkutan umum tersebut untuk melayani warga sekitar Kaliurang yang kebetulan tidak mengungsi yang akan melakukan aktivitas rutinnya, seperti pergi ke pasar Pakem atau Yogyakarta untuk berdagang atau membeli sesuatu maupun keperluan lainnya. Jumlah pengungsi Merapi warga Kabupaten Sleman hingga Rabu dini hari tercatat seluruhnya 5.621 jiwa. Terinci yang menempati barak Wonokerto 538 jiwa dan Girikerto 479 jiwa di wilayah Kecamatan Turi, di barak Hargobinangun 1.986 jiwa dan Purwobinangun 273 jiwa (Kecamatan Pakem), serta di luar barak di kecamatan ini 420 jiwa. Kemudian di barak Umbulharjo 725 jiwa, Glagaharjo 642 jiwa, dan barak Kepuharjo 558 jiwa, semuanya di Kecamatan Cangkringan. (*)
Copyright © ANTARA 2006