Proyeksi itu berdasarkan pada sebuah laporan yang dirilis oleh Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) pada Selasa (7/2).
Laporan Integrasi Ekonomi Asia 2023 mengatakan bahwa FDI ke kawasan Asia-Pasifik meningkat sebesar 64,3 persen pada 2021, hampir 7 persen lebih tinggi dibandingkan dengan 2019 dan mewakili 40 persen dari FDI ke dalam (inward) secara global pada 2021.
China tetap menjadi destinasi utama untuk FDI global di Asia.
"Setelah mencatatkan investasi yang kuat pada 2021, aliran FDI mungkin mereda pada 2022, mengingat lingkungan global yang tidak menentu," sebut laporan itu.
Laporan itu menambahkan bahwa bab-bab investasi dalam perjanjian megaregional baru, seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), dapat melengkapi upaya-upaya untuk mempromosikan investasi.
Menurut laporan tersebut, data tingkat perusahaan juga menyoroti ketahanan Asia dalam menarik FDI. Investasi greenfield atau investasi dengan membangun fasilitas produksi yang benar-benar baru di kawasan itu tumbuh sebesar 0,8 persen pada 2021 setelah anjlok 40,9 persen pada 2020.
Selain manufaktur, investasi greenfield tumbuh terutama dalam sektor bisnis seperti listrik, serta teknologi informasi dan komunikasi, sebut laporan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023