Australia dan Selandia Baru bahas hubungan dengan China

Sydney (ANTARA) - Australia dan Selandia Baru membahas hubungan mereka dengan China pada konferensi pers bersama perdana menteri pada Selasa (7/2), yang menandakan penguatan terkini hubungan dengan mitra dagang terbesar mereka itu.

Perdana Menteri Anthony Albanese dan Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan mereka membahas perubahan iklim, keamanan, migrasi, dan perekonomian pada pertemuan mereka di Canberra pada Selasa.

Pertemuan antara kedua kepala pemerintahan itu merupakan pertama kalinya sejak Jacinda Ardern mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Selandia Baru pada Januari.

Albanese mengatakan dirinya senang dengan pertemuan produktif antara Menteri Perdagangan Australia Don Farrell dan Menteri Perdagangan China yang dilakukan secara daring pada Senin (6/2). Pada pertemuan itu, Farrell sepakat akan segera melakukan perjalanan ke Beijing.

Menurut Albanese, Australia jelas akan bekerja sama dengan China di sektor apapun yang memungkinkan, menolak bila tidak memungkinkan, dan tetap mengutamakan kepentingan nasional.

"Perdagangan ke China lebih besar dari gabungan tiga mitra dagang terbesar lainnya. Memiliki hubungan ekonomi yang baik dan berdagang dengan China adalah kepentingan nasional Australia," kata dia.

Sementara itu, PM Hipkins mengatakan China adalah mitra yang sangat penting bagi Selandia Baru.

Hipkins menambahkan, kemitraan itu bukan berarti pihaknya akan setuju setiap waktu dalam berbagai bidang dengan China. "Kami akan terus menyuarakan ketidaksetujuan kami dengan China," imbuhnya.

Selandia Baru selama ini telah melakukan pendekatan yang lebih lunak terhadap China - sikap yang menghasilkan tekanan dari beberapa pihak di antara sekutu-sekutu Barat.

Selandia Baru merupakan bagian dari aliansi intelijen dan keamanan berbahasa Inggris Five Eyes yang mencakup Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.

PM Albanese juga mengatakan bahwa rincian lebih lanjut tentang perjanjian kapal selam AUKUS antara Amerika Serikat, Inggris dan Australia, akan diumumkan segera, setelah Menteri Pertahanan Australia Richard Marles baru-baru ini bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Washington.

"Saya sangat optimis dengan persiapan AUKUS, ini adalah langkah positif," kata Albanese.

Sumber : Reuters