"Kalau `haircut` diterima, maka utang Garuda yang tersisa sebesar 270 juta dolar AS," kata Menhub.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengisyaratkan penyelesaian restrukturisasi utang PT Garuda Indonesia melalui opsi "haircut". "Manajemen Garuda akan menemui kreditor ECA (European Credit Agency/ECA--red), dan dengan kreditor Singapura," kata Menhub Hatta Rajasa, usai Rapat Koordinasi dengan Menkeu Sri Mulyani, Meneg BUMN Sugiharto, di Jakarta, Selasa. Menurut Hatta, manajemen Garuda dan Tim Negosiasi yang dibentuk bersama Kementerian BUMN, Depkeu, dan Dephub, akan bertemu kreditor Singapura pada 19 Mei, di Singapura, dan pada 22 Mei dengan kreditor ECA, di London. Hatta menjelaskan, dari empat (a,b,c,d--red) pilihan atau opsi yang kini didalami pemerintah untuk menyelesaikan restrukturisasi Garuda, maka opsi c yaitu pola "haircut" yang akan diajukan kepada kreditor. "Kalau `haircut` diterima, maka utang Garuda yang tersisa sebesar 270 juta dolar AS," kata Menhub. Tapi, lanjutnya, itu opsi dari sisi kita (Garuda), sehingga tergantung kesepakatan dari para kreditor. "Kita juga menghindarkan penggunaan APBN untuk menyelesaikan masalah Garuda. Tapi, itu semuanya masih bentuk opsi belum keputusan. Masih akan dibicarakan dengan Tim Negosiasi yang selanjutnya diajukan ke 'steering committe'," ujar Hatta. Tim ini katanya, nanti akan memilih dan memutuskan opsi apa yang akan dibawa ke kreditor sebelum 19 Mei. Seperti diketahui, sisa utang Garuda saat ini mencapai sekitar 794 juta dolar AS, sebanyak 510 juta dolar AS adalah utang ke ECA, sebesar 130 juta ke pemegang surat utang (promissory notes), dan sisanya utang ke Bank Mandiri dan PT Angkasa Pura I-II. Perusahaan penerbangan "plat merah" ini juga tidak sanggup membayar utang sebanyak 55 juta dolar AS kepada kreditor pemegang "promissory notes" yang jatuh tempo pada akhir Desember 2005. Menurut Hatta, prinsipnya penyelesaian utang Garuda akan digunakan pola "sharing of paid", dalam berbagai bentuk pembayaran bisa cara dipotong, dikurangi, maupun "debt to equity" atau utang dikonversi menjadi saham. "Dengan konversi menjadi saham, nantinya Garuda juga bisa emiliki 'option to buy', atau membeli kembali kalau perusahaan sudah memiliki kinerja keuangan yang makin membaik," kata Hatta. Namun demikian, Hatta menegaskan konversi utang menjadi saham tidak akan mencapai 49 persen. "Enggak dong, 30 persen aja tidak sampai," ujarnya. Sementara itu, Meneg BUMN Sugiharto enggan memberi keterangan soal Garuda. "Tunggu saja Tim Negosiasi bekerja dalam satu dua hari ini," kata Sugiharto. Terkait penyelesaian utang PT Merpati Nusantara Indonesia, Hatta Rajasa mengatakan, bahwa pada rapat koordinasi itu masalah Merpati juga dibicarakan. "Merpati tetap harus diselamatkan. Pak Menteri Sugiharto akan mencarikan dana sekitar Rp450 miliar. Ini sudah menjadi keputusan DPR," ujar Hatta. Namun demikian, Hatta dan Sugiharto belum bersedia memberi jawaban tegas soal penyelesaian Merpati.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006