Jakarta (ANTARA) - Amnesty Internasional Indonesia mengecam serangan terhadap warga sipil yang terjadi di Papua dan juga mendesak agar warga yang disandera segera dibebaskan.
"Kami mengecam keras serangan terhadap warga dan obyek sipil di Papua. Kami mendesak agar pilot dan sejumlah orang lainnya yang disandera segera dibebaskan dalam keadaan selamat," kata Direktur Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Pernyataan tersebut menurut dia menanggapi kejadian pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan pilot berkebangsaan Selandia Baru serta 15 pekerja proyek Puskesmas di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.
Baca juga: Kapolri: Tim gabungan terus mencari pilot dan penumpang Susi Air
“Kami juga meminta para pihak yang berkonflik untuk segera menghormati hukum hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional," kata dia.
Menurut Usman semua pihak harus mengutamakan jalan non-kekerasan demi menyelamatkan warga sipil.
"Insiden pembakaran pesawat dan penyanderaan ini sekali lagi menjadi bukti berulangnya kekerasan di wilayah Papua, dan warga sipil kembali menjadi korbannya," kata dia.
Amnesty Internasional Indonesia menurut dia menyerukan adanya peninjauan ulang atas pendekatan keamanan yang selama ini dipilih oleh negara.
"Negara terikat kewajiban internasional hak asasi manusia untuk menjamin keselamatan setiap orang, termasuk warga negara asing, dari segala bentuk kekerasan," ucapnya.
Jika terjadi kekerasan, kata Usman maka negara wajib untuk mengusut dan memastikan tegaknya keadilan dan akuntabilitas.
“Ketiadaan penghukuman atas kekerasan atau impunitas semacam ini dan berlangsungnya pendekatan keamanan secara terus-menerus hanya akan memperparah kekerasan di sana. Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghormati hak asasi manusia," ujarnya.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB), Selasa, diduga bakar pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 saat berada di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga.
"Memang benar ada laporan tentang pesawat milik Susi Air yang dibakar KKB di Paro, Kabupaten Nduga," kata Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri kepada ANTARA di Jayapura.
Dijelaskan bahwa pesawat yang dipiloti Capten Philips M. berkebangsaan Selandia Baru membawa lima penumpang, termasuk seorang bayi.
Pesawat jenis Pilatus Porter terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.
"Dari pengecekan yang dilakukan dari udara, terlihat pesawat terbakar di ujung lapangan terbang Paro," kata Irjen Pol. Fakhiri.
Baca juga: 15 Pekerja pembangunan puskesmas Paro disandera KKB pimpinan Egianus
Baca juga: Danrem: Pembakaran Pesawat Susi Air dilakukan KKB Egianus Kogoya
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023