Quillon, Chile (ANTARA) - Otoritas Chile, Selasa (7/2), memperingatkan kemungkinan "situasi sangat rumit" karena gelombang panas yang baru di wilayah tengah dan selatan negara itu bisa mengancam dan memperparah kebakaran hutan.
Bencana tersebut sejauh ini telah menelan 26 korban jiwa.
Lebih dari 290.000 hektar kawasan hutan telah luluh lantak oleh kebakaran musim ini, dan perkiraan suhu lebih tinggi yang membentang dari Santiago ke wilayah selatan --yang telah menjadi titik utama api-- telah menimbulkan kekhawatiran tentang 81 titik kebakaran.
Sementara itu, sebanyak titik 169 kebakaran lainnya bisa dikendalikan.
"Temperatur tinggi diperkirakan akan terjadi hingga Jumat... menciptakan situasi yang sangat kompleks dalam hal cuaca," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Manuel Monsalve kepada wartawan.
Ia mengatakan temperatur tersebut bisa naik di atas 35 derajat Celcius (95F) di wilayah-wilayah tengah, Maule dan Ñuble.
Monsalve mengatakan pemadam kebakaran internasional dari Kolombia dan Meksiko datang untuk menawarkan bantuan.
Ia juga mengatakan 15 orang ditangkap karena kemungkinan terkait dengan pemicu kebakaran, beberapa di antaranya karena kegiatan-kegiatan seperti mengelas atau membakar pakaian dan bulu hewan.
Kualitas udara di daerah yang terkena dampak telah memburuk secara signifikan akibat asap dari kebakaran tersebut, kata Menteri Kesehatan Ximena Aguilera.
Perusahaan pulp dan kertas Cile, CMPC, mengatakan melalui pernyataan pada Selasa bahwa lebih dari 10.000 hektar lahan perkebunan mereka terkena dampak kebakaran, sementara operasi di beberapa pabrik pengolahan telah dihentikan karena alasan keamanan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sedikitnya 23 orang tewas dalam kebakaran hutan di Chile
Baca juga: Kebakaran hutan mematikan di California Selatan meningkat dalam 24 jam
Menara gereja Santiago runtuh terbakar di tengah demo yang mencekam
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023