Jayapura (ANTARA News) - Situasi keamanan di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua pasca-konflik antara kelompok masyarakat pendukung mantan Bupati Jayawijaya, David Hubi dengan aparat Polres Wamena (15/5) sudah kondusif sementara pihak keamanan, baik polisi maupun Brimob terus melakukan patroli untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi. "Pada Senin (15/5) telah terjadi bentrok fisik antara kelompok masyarakat pendukung mantan Bupati David Hubi dengan aparat keamanan dari Polres Wamena namun pada hari ini situasi keamanan kembali normal," kata seorang warga kota Wamena, Andri Kurniawan di Wamena, Selasa. Dia mengatakan kalau pada Senin semua toko dan kios ditutup karena masyarakat merasa takut menjadi korban bentrok fisik itu maka pada hari ini semua toko dan kios dibuka kembali. Berbagai aktivitas kemasyarakatan berlangsung seperti biasa. Masyarakat setempat bepergian ke pasar dan tempat kerja seperti biasa. Tampak di tengah kota Wamena, polisi dan Brimob melakukan patroli kota dalam rangka menciptakan rasa damai di dalam masyarakat.Pada Senin telah terjadi bentrok fisik antara aparat keamanan Polres Jayawijaya dengan sekelompok masyarakat pendukung mantan Bupati David Hubi. Peristiwa bermula ketika pihak Kejari Wamena yang dibantu aparat Polres Jayawijaya melakukan jemput paksa David Hubi di kediamannya, namun massa pendukung mantan bupati ini berang dan menyerang aparat. Polisi memberikan tembakan peringatan namun tidak digubris.Malahan, lanjut pejabat pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Wamena ini, mereka justeru menyerang polisi dan pada saat itulah polisi mengeluarkan tembakan hingga menyebabkan dua orang meninggal dunia akibat terkena timah panas menyusul seorang anggota Polres Wamena terkena anak panah. Sedikitnya 200 orang yang terlibat bentrok dengan polisi itu telah dimintai keterangan secara intensif di Markas Polres Wamerna. "Polisi terpaksa menembak pendukung David Hubi yang bringas itu setelah dengan anak panah mereka memanah anggota polisi yang sedang menghalau massa. Tembakan terpaksa dilakukan untuk membela diri," katanya mengutip pernyataan Kapolres Wamena, AKBP Robert Djoenso. Polisi tentu saja tidak ingin kerusuhan di depan Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), Abepura pada 16 Maret 2006 lalu yang menewaskan empat aparat keamanan terulang lagi di Wamena. Kapolda Papua, Irjen Pol Tommy Jakobus telah mengirimkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Brimobda Papua.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006