Magelang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, sistem penanganan antisipasi untuk bahaya letusan Gunung Merapi yang dilaksanakan pemerintah berjalan baik di lapangan.
"Saya lihat sistem sudah berjalan dan terus bekerja sebagaimana yang kita kehendaki bersama," katanya ketika mengunjungi Posko Penanganan Bencana Merapi di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Jateng, Selasa.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah, provinsi hingga pusat telah mengambil langkah-langkah semestinya sejak sekitar tiga bulan lalu untuk penanganan antisipasi bencana Merapi.
Ikhwal itu disusul dengan instruksi presiden untuk mengintensifkan pelaksanaan penanganan secara terpadu.
Ia mengaku telah melihat secara baik di lapangan berupa peringatan dini, pemberitahuan cepat dan sistem komunikasi untuk mengantisipasi ancaman letusan Merapi.
"Ini adalah awal dari respon yang dilakukan kita semua," katanya ketika berkunjung ke tempat itu antara lain didampingi Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhoyono, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menseskab Sudi Silalahi, Wagub Jateng Ali Mufiz dan Bupati Magelang Singgih Sanyoto.
Ia menjelaskan, sistem peringatan dini terhadap bencana Merapi sudah mencakup ahli geologi dan vulkanologi terutama untuk penginderaan perkembangan aktivitas vulkanik Merapi secara terus menerus. Sistem pemberitahuan dilakukan secara cepat dan tanggap.
Hingga saat ini terdapat 22.253 warga lereng Merapi yang telah dievakuasi, mereka berasal dari Kabupaten Sleman (Yogyakarta), Klaten, Magelang dan Boyolali (Jawa Tengah).
Kendaraan evakuasi juga telah siap di titik-titik tertentu sehingga jika terjadi lanjutan evakuasi dapat segera dilakukan secara baik.
Sedangkan kebutuhan kesehatan juga telah disiapkan seperti rumah sakit rujukan dan perawatan bagi warga yang mengalami luka. Kebutuhan pasokan logistik juga telah siap di lapangan.
Pemerintah pusat juga telah menyalurkan dana untuk penanganan antisipasi bencana Merapi sebesar Rp20 miliar untuk empat kabupaten di Jateng dan DI Yogyakarta yang wilayahnya meliputi kawasan Gunung Merapi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006