Moskow (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan pada Selasa bahwa Rusia akan terus membantu Mali untuk meningkatkan kemampuan militer mereka, sebuah kemitraan yang telah memicu kekhawatiran Barat.
Lavrov berbicara selama kunjungan ke negara Afrika Barat itu, di mana kelompok militan yang terkait dengan Al Qaida dan ISIS telah melakukan pemberontakan selama satu dekade dan telah merembet ke negara-negara tetangga.
Pemerintah Barat mengkhawatirkan keterlibatan Wagner, tentara bayaran asal Rusia di Mali, yang juga berperang bersama tentara Rusia di Ukraina.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu menyerukan penyelidikan independen atas kemungkinan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh pasukan pemerintah Mali dan Wagner.
Mali, yang pemerintahnya mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer pada 2021, sebelumnya mengatakan pasukan Rusia di sana bukanlah tentara bayaran, melainkan pelatih yang membantu pasukan lokal dengan peralatan yang dibeli dari Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tahun lalu bahwa pemerintah Rusia tidak ada hubungannya dengan tentara bayaran asal Rusia yang bekerja di Mali.
Dia menambahkan bahwa negara Afrika itu memiliki hak untuk bekerja dengan perusahaan swasta Rusia.
Kantor berita Rusia RIA yang mengutip Lavrov mengatakan bahwa Moskow berharap untuk segera mulai mengirimkan gandum, pupuk, dan produk minyak ke Mali.
Lavrov telah mengunjungi sejumlah negara Afrika baru-baru ini ketika Moskow, yang terkena sanksi Barat atas perangnya di Ukraina, berupaya mempererat hubungan perdagangan dan kemitraan strategis di kawasan lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mali usir kepala HAM Misi PBB
Baca juga: Menteri Mali: Rusia akan kirim makanan dan BBM beberapa pekan lagi
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023