Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) meminta warga membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan setelah musim angin utara.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Riau (BPBD Kepri) Muhammad Hasbi di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan, musim angin utara yang terjadi sejak Oktober 2022 hingga awal Februari 2023, menyebabkan berbagai bencana seperti banjir rob, angin puting beliung dan gelombang laut yang tinggi di Perairan Natuna, Kepulauan Anambas, Bintan dan Perairan Karimun.

Setelah musim angin utara, kata dia, gelombang laut mulai landai, pasang air laut juga tidak tinggi, dan tidak terjadi hujan yang disertai angin kencang. Namun setelah musim angin utara itu, warga harus mewaspadai peluang terjadinya kebakaran hutan.

"Sejak beberapa hari lalu sampai sekarang angin masih kencang dan tidak terjadi hujan. Kondisi cuaca yang kering ini, dapat menyebabkan terjadinya kebakaran jika ada pemicunya," kata Hasbi.

Baca juga: Kebakaran lahan gambut di Natuna semakin meluas

Ia mengimbau masyarakat tidak membakar sampah karena dapat menyebabkan kebakaran. Sampah sebaiknya dibuang ke tempat penampungan sampah yang disediakan pemerintah.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan tidak membuang puntung rokok sembarangan karena dapat menyebabkan kebakaran. Beberapa kasus kebakaran hutan di sejumlah kawasan di Bintan pada tahun lalu disebabkan oleh puntung rokok.

"Jangan bakar sampah di kebun maupun di sekitar pekarangan rumah karena dapat menyebabkan kebakaran. Ini sudah berulang kali terjadi," katanya.

Baca juga: Dua hektare lahan di Kabupaten Bintan terbakar

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Arifah Dwi Yuliani mengatakan, kondisi cuaca tadi pagi cerah, sementara siang hingga malam hari cerah berawan. Kecepatan angin mencapai 5-25 km/jam, dengan suhu udara mencapai 31 derajat celcius.

Sementara tinggi gelombang laut di Perairan Tanjungpinang, Batam dan Karimun mencapai 1,25 meter, Perairan Bintan dan Lingga 1,5 meter, serta Perairan Kepulauan Anambas dan Natuna mencapai 2 meter.

"Berdasarkan pemantauan kami, tidak ditemukan titik panas di Pulau Bintan," katanya.

Baca juga: Sehari, dua kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Bintan
Baca juga: Penderita ISPA di Batam meningkat 100 persen

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023