Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama dengan Pemprov DKI Jakarta dan Korps Brimob meninjau langsung kondisi keluarga berisiko stunting di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
“Saya minta semua masyarakat yang mampu bisa ikut membantu, karena melahirkan harus sehat untuk generasi seterusnya,” kata Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam Sosialisasi Cegah Stunting di Jakarta, Selasa.
Dalam tinjauannya, Heru ditemani oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Wakil Komandan Korps Brimob Setyo Boedi Moempoeni Harso, sebagai salah satu upaya mempercepat penurunan angka stunting yang kini masih 21,6 persen secara nasional di tahun 2022.
Diketahui berdasarkan data topografi dari Korps Brimob, jumlah penduduk di wilayah itu mencapai sekitar 21.090 keluarga. Sayangnya, sebanyak 6.526 keluarga masuk dalam kategori berisiko stunting dan 150 balita dinyatakan terkena stunting.
Dengan banyaknya balita stunting itu, berbagai bantuan fasilitas layanan kesehatan akhirnya disediakan Korps Brimob untuk masyarakat Kali Baru. Misalnya pengobatan massal yang ditargetkan pada 500 orang masyarakat dan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) bagi 100 calon ibu.
Selain itu terdapat layanan pemeriksaan gigi dan rongga mulut bagi lansia dan anak yang ditargetkan sebanyak 100 orang serta pemeriksaan kehamilan bagi 50 ibu hamil dan pengobatan umum dengan target 250 orang.
BKKBN juga ikut menyediakan fasilitas pelayanan KB gratis dan memberikan bantuan penyuluhan stunting sebanyak 150 paket, yang di antaranya berisikan telur, beras dan biji kacang hijau.
Sembari mencoba layanan akses air bersih melalui mesin Wadi Water yang bisa mengelola molekul udara menjadi air bersih, Heru mengajak semua pihak untuk bekerja sama melindungi anak-anak dari stunting, agar generasi penerus dapat tumbuh sehat dan berdaya saing tinggi.
“Jika ini nanti dia stunted, bisa menjadi stunting dan beban bagi semua. Sehingga saya dengan BKKBN dan Brimob, saya yakin semua unsur lembaga bisa membantunya,” kata Heru.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menambahkan berdasarkan data SSGI 2022, angka prevalensi stunting DKI Jakarta sudah 14 persen. Namun, Jakarta masih mempunyai tugas dalam membantu perempuan merencanakan kehamilan yang sehat.
Intervensi yang diberikan pun, harus dimulai sejak dari hulu. Dimana pemerintah dapat hadir dengan memonitoring kondisi kesehatan calon pasangan pengantin berupa ukur Hb, cek lingkar lengan atas, berat dan tinggi badan calon pengantin perempuan. Termasuk mengajak keluarga mulai mengkonsumsi lebih banyak protein hewani seperti telur ataupun ikan untuk memenuhi gizi anak.
“Saya katakan dengan prevalensi DKI yang 14 persen, jumlah balitanya hampir 799 ribu. Sehingga anak yang berisiko stunting, masih sekitar 110-an ribu, dia bukan stunting tapi berisiko. Makanya kita harus bergeriliya menemukan dan menyelesaikannya,” katanya.
Wakil Komandan Korps Brimob Polri Setyo Boedi mengingatkan bahwa stunting sudah menjadi program prioritas nasional, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo.
Guna mencapai angka 14 persen secara nasional di tahun 2024, Setyo meminta semua pihak bekerja sama menjalankan amanat menciptakan generasi Indonesia yang berkualitas.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023