Jakarta (ANTARA) - Polres Nduga sedang mendalami kasus hilang kontak (lost contact) Pesawat Pilatus Porter Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9368 usai mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, membenarkan insiden tersebut.

"Pukul 06.17 WIT, pesawat Susi Air landing di Bandara Paro, Kabupaten Nduga. Namun, hingga sampai saat ini pukul 09.15 WIT, pesawat belum juga kembali dari Distrik Paro, Kabupaten Nduga, ke Timika," kata Benny.

Dia menjelaskan menurut laporan yang diberikan Distrik Manajer Susi Air Wilayah Timika Jeremy Jordan Rumi, pesawat yang dipiloti Philips Max Marthin, warga Selandia Baru, membawa lima penumpang dan lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, menuju Bandara Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Baca juga: Pesawat dibakar KKB, nasib pilot & penumpang Susi Air belum diketahui

Dia menambahkan saat ini aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Operasi Damai Cartenz, personel Polres Nduga, dan rekan-rekan TNI melakukan investigasi terkait kondisi pilot serta seluruh penumpang pesawat.

"Tim juga akan mendalami terkait murni atau tidaknya kecelakaan yang menyebabkan terbakarnya pesawat Pilatus Porter Susi Air tersebut atau diduga dibakar oleh pihak-pihak tertentu. Tidak menutup kemungkinan pesawat ditahan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga Pimpinan Egianus Kogoya dikarenakan wilayah itu masuk dalam markas mereka," jelasnya.

Sebelumnya, Komandan Satgas Operasi Damai Cartenz Kombes Pol. Faizal Rahmadani mengatakan nasib pilot berkebangsaan Selandia Baru bersama penumpang Susi Air belum diketahui setibanya pesawat itu di Lapangn Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua.

"Hingga kini, kami masih belum mengetahui nasib pilot dan penumpangnya," kata Faizal kepada ANTARA di Jayapura, Papua, Selasa.

Baca juga: KKB bakar pesawat milik Susi Air di Paro Kabupaten Nduga

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023