Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan Kota Surabaya dan Nahdlatul Ulama (NU) tidak terpisahkan menyusul peristiwa bersejarah, "Resolusi Jihad", di "Kota Pahlawan" --sebutan untuk Kota Surabaya-- yang dicetuskan salah satu pendiri NU K.H. Hasyim Asy’ari
"Surabaya memiliki ikatan historis yang kuat dengan Nahdlatul Ulama. NU dan Surabaya, Surabaya dan NU, adalah hal yang tak terpisahkan," katanya usai memberangkatkan tujuh ribu lebih anggota jamaah ke acara resepsi Satu Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa dini hari.
Ia mengaku mengawal Harlah Seabad NU mulai awal hingga akhir acara.
Bahkan, dia juga memfasilitasi warga Surabaya yang hadir langsung ke Sidoarjo.
Cak Eri --panggilan akrab Eri Cahyadi -- mengemukakan tentang makna penting Satu Abad NU.
"Satu Abad NU adalah seratus tahun penuh pengabdian. Satu Abad NU adalah seratus tahun memberikan yang terbaik bagi republik (Republik Indonesia, red.)," katanya.
Baca juga: Ketum PBNU: Indonesia, selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama
Menurut dia, para muassis NU di bawah kepemimpinan K.H. Hasyim Asyari mendirikan jamiah ini pada 16 Rajab 1344 Hijriah atau 31 Januari 1926 di Surabaya. Pada 22 Oktober 1945, terjadi peristiwa bersejarah, "Resolusi Jihad", dicetuskan Hadrastussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari di Surabaya.
"'Resolusi Jihad' itulah yang kemudian membakar semangat perlawanan rakyat dalam melawan penjajah," kata dia.
Pada setiap fase perjalanan sejarah bangsa ini, lanjut dia, tidak pernah sekali pun NU luput dalam berkontribusi. Bahkan sejak era pergolakan fisik merebut kemerdekaan hingga menghadapi pandemi COVID-19 yang saat ini sudah terkendali.
Untuk itu, ia mengajak warga Surabaya bersama-sama menjaga dan menyebarkan nilai-nilai khas NU yang akan selalu relevan sampai kapan pun, yaitu tawasut (di tengah-tengah, tidak ekstrem kiri atau kanan), tawazun (seimbang dalam segala hal), dan tasamuh (toleran dan menghargai perbedaan).
"Bersama-sama pula kita terus bekerja memberdayakan umat, membawa umat ke pintu gerbang kesejahteraan, mewujudkan negeri yang 'Baldatun toyyibatun warrobun ghofur'," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Cak Eri juga mengajak masyarakat bersama-sama mengucap doa agar NU semakin berjaya, warganya semakin bisa menjadi jamiah dan sebagai "rumah teduh" bukan hanya bagi jamaah tetapi juga rumah bagi siapa pun yang mendamba kebersamaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Selamat Satu Abad Nahdlatul Ulama. 'Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru' (tema peringatan Seabad NU, red.)," kata dia.
Baca juga: Erick Thohir: NU berdiri melintasi berbagai zaman dan generasi
Baca juga: Rais 'Aam PBNU ajak Nahdliyin siap masuki abad kedua NU
Baca juga: Presiden Jokowi: Abad kedua NU jadi momentum kebangkitan baru
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023