Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengimbau kalangan pedagang kaki lima (PKL) untuk menjual dagangannya dengan harga yang wajar karena bisa merugikan semua pihak, termasuk pedagang sendiri.

"Kalau kita bicara mengenai boleh tidak (mematok harga tidak wajar, red.), mereka (pedagang, red.) juga akan rugi sendiri," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Senin.

Hal tersebut disampaikannya menanggapi viralnya video di akun media sosial mengenai keluhan seorang pria yang harus membayar Rp76.000 untuk menyantap dua mangkuk mi instan di kuliner kaki lima di Semarang.

Ita mencontohkan kasus serupa di beberapa daerah, termasuk di Yogyakarta yang juga viral mengenai PKL yang menetapkan harga tidak wajar untuk menu-menu yang ditawarkan di warung kaki limanya.

"Kalau sekali dia seperti itu, kaya di Jogja atau di mana, akhirnya tidak laku. Dapat untung sekali, tapi setelah itu tidak laku lagi. Tolong kalau ingin laku dapat pelanggan terus-menerus yang wajar saja," ujarnya.

Menurut dia, langkah terpenting dalam berjualan kuliner adalah terus menjaga kualitas dan rasa, tentu dengan mematok harga yang masih dalam batas wajar dan tidak terlampau mahal.

"Kalau ingin dapat pelanggan terus menerus, ya, (harga, red.) wajar-wajar saja. Tingkatkan kualitasnya, menjaga rasanya. Nanti, banyak orang balik ke situ," kata Ita.

Di sisi lain, Ita juga meminta jika ada masyarakat maupun wisatawan yang mengalami hal semacam itu untuk melaporkan kepada Pemerintah Kota Semarang melalui kanal-kanal pengaduan yang sudah tersedia sehingga langsung ditindaklanjuti.

Seperti ketika video viral tersebut, Ita langsung meminta satuan polisi pamong praja untuk mengecek keberadaan PKL yang diinformasikan berada di kawasan Simpang Lima, tetapi ternyata ditemukan di lokasi lain.

"Kami kan punya media pengaduan, bisa lapor di situ. Begitu dicek di Simpang Lima kok enggak enek (tidak ada). Saya yakin di Simpang Lima enggak ya. Kemarin, satpol PP menemukan di wilayah Candi," katanya.

Sebelumnya, video yang diunggah akun TikTok @terlahirkembali21 viral, seorang laki-laki di dalam video mengaku kaget saat jajan mi instan di salah satu kuliner kaki lima di Kota Semarang.

Harga sudah tertera di daftar menu, misalnya mi instan goreng telur seharga Rp18.000/porsi dan mi instan sosis telur kornet sebesar Rp25.000/porsi yang dinilainya masih wajar sehingga meminta porsi dobel.

"Jadi porsi itu ditambah satu mie lagi. Jadi, mienya dua bungkus," ujarnya.

Namun, laki-laki tersebut kaget saat akan membayar ketika pedagang menagih Rp76.000 untuk dua mangkuk masing-masing Rp41.000 dan Rp35.000.

Baca juga: PKL Simpang Lima Semarang jadi proyek percontohan transaksi nontunai

Baca juga: Pembongkaran kios PKL bantaran sungai di Semarang dilanjutkan

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023