Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong Kurikulum Merdeka dalam rangka mengoptimalisasi pelaksanaan yang komprehensif dan menyeluruh.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Aswin Wihdiyanto mengatakan Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan Kemendikbudristek dalam menjawab krisis pembelajaran yang selama ini terjadi di Indonesia.
“Kurikulum ini menekankan pembelajaran yang fokus pada materi esensial dengan struktur kurikulum yang lebih fleksibel sehingga guru leluasa menggunakan perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik,” katanya di Jakarta, Senin.
Kemendikbudristek juga memberikan dukungan teknologi melalui Platform Merdeka Mengajar untuk mendukung satuan pendidikan dalam pengimplementasiannya.
Baca juga: Kemendikbudristek: Kurikulum merdeka jadi kurikulum nasional pada 2024
Baca juga: 20.351 peserta ikuti pelatihan Kurikulum Merdeka melalui MOOC Pintar
Aswin mengatakan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan bersama Platform Merdeka Mengajar sebagai Merdeka Belajar episode ke-15 merupakan salah satu elemen penting untuk mendorong perbaikan pembelajaran.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka memberi ruang dan waktu yang lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik sekaligus memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang kurikulum operasionalnya sendiri.
Aspek fleksibilitas sangat penting karena beragamnya kondisi sekolah di Indonesia sehingga Kurikulum Merdeka memudahkan sekolah termasuk yang minim fasilitas atau berada di tempat yang aksesnya sulit dalam merancang pembelajaran sesuai kebutuhan.
“Kurikulum Merdeka bisa turut mengurangi kesenjangan pendidikan,” ujarnya.
Terkait proses implementasi, Aswin menegaskan setiap satuan pendidikan harus mempelajari dan memahami terlebih dahulu Kurikulum Merdeka melalui berbagai sumber kemudian merefleksi kurikulum dengan karakteristik sekolah.
Salah satu sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka adalah SDN Pulogebang 02.
Guru SDN Pulogebang 02 Andra Octavia mengaku bahwa pertama kali ia mengetahui informasi mengenai Kurikulum Merdeka adalah dari Instagram hingga rasa keingintahuan menuntunnya mencari informasi ke SIMPKB.
Andra mengatakan Kurikulum Merdeka merupakan kesempatan bagi guru-guru untuk mengeksplorasi diri dalam merancang pembelajaran sendiri sesuai dengan kemampuan dan karakteristik masing-masing sekolah.
“Dari situ muncul lagi (informasi) mengenai Platform Merdeka Mengajar dan akhirnya pada saat peluncuran pada Februari Saya langsung mencoba mengakses Platform Merdeka Mengajar,” kata Andra.*
Baca juga: Kemendikbudristek pastikan fleksibilitas Kurikulum Merdeka
Baca juga: Kurikulum Merdeka tingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023