"Jadi itu mitos. Tapi faktanya sebetulnya, campak itu melibatkan juga organ tubuh yang ada lendir, selaput lendirnya. Jadi ke saluran cerna. Kalau saluran cerna terkena infeksi, maka reaksi tubuh ingin mengeluarkan si benda asing itu dari saluran cernanya," terang Hinky saat dijumpai di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin.
Baca juga: Dinkes Kota Bogor minta fasyankes waspadai penularan penyakit campak
"Jadi makanan yang masuk, nggak dicerna dengan baik, langsung keluar. Jadi kepadatan fesesnya belum terbentuk, sudah keluar. Jadi cair. Kadang juga muntah, reaksi tubuh untuk mengeluarkan benda asing itu. Sehingga bisa kekurangan cairan," imbuhnya.
Akibat kekurangan cairan, maka cairan yang setara untuk menggantikannya adalah air kelapa. Sebab, air kelapa mengandung elektrolit serta gula. Sehingga jika mengonsumsi air kelapa, maka akan cukup membantu.
"Nah cairan yang kira-kira setara, cairan yang keluar dari usus baik dari atas maupun dari bawah, itu setara dengan air kelapa. Air kelapa itu ada elektrolitnya, ada gulanya juga. Jadi kalau anaknya bisa minum, mau minum, ya itu menolong. Bisa bermanfaat," kata Hinky.
Baca juga: Dinkes Kaltim temukan 95 kasus suspek campak
Namun, air kelapa bukanlah semata-mata obat untuk meredakan ruam saat campak. Sehingga, mengonsumsi air kelapa tidak diwajibkan saat seseorang mengalami campak.
"Tapi kata yang tepat adalah larutan gula garam. Kalau dia nggak mau makan dan minum, harus diinfus. Namun, larutan gula garam bisa diganti apabila tersedia air kelapa. Kalau anaknya mau ya," ujarnya.
Lebih dalam, Hinky juga memaparkan bahwa saat mengalami campak, pasien tidak perlu menjalani diet khusus, kecuali apabila disertai dengan diare.
Akan tetapi saat mengalami campak, Hinky menyarankan agar mengonsumsi makanan yang berprotein, bervitamin dan memiliki kandungan lemak yang baik.
"Kalau campak sebenarnya tidak diperlukan diet khusus ya. Tapi kalau anak kena campak itu sakitnya berat. Biasanya nafsunya jadi berkurang juga. Secara umum tidak ada diet khusus, kecuali dia diare itu memang harus diberi makanan khusus yang mudah dicerna," terangnya.
"Yang jelas dianjurkan ya makan makanan yang berprotein, harus ada vitaminnya, harus ada mineralnya, harus ada lemaknya. Jadi nggak ada diet khusus untuk penderita campak," demikian dijelaskan Prof. Hinky.
Baca juga: KPAI minta orang tua berikan anak imunisasi campak
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023