Seoul (ANTARA) - Pejabat teras partai berkuasa Korea Utara akan bersidang bulan ini untuk membahas tugas "mendesak", yaitu meningkatkan sektor pertanian di negara itu setelah para ahli internasional mengatakan kerawanan pangan telah memburuk di tengah sanksi dan penguncian COVID-19.
Kantor berita negara KCNA melaporkan bahwa politbiro Partai Buruh Korea (WPK) memutuskan pada Minggu (5/2) bahwa rapat pleno yang lebih besar dari Komite Pusat akan diselenggarakan pada akhir Februari.
“Merupakan tugas yang sangat penting dan mendesak untuk menetapkan strategi yang tepat guna pengembangan sektor pertanian dan mengambil langkah-langkah yang relevan untuk pertanian saat ini demi meningkatkan pembangunan sosialis secara keseluruhan,” kata laporan itu.
Baca juga: DPR AS adopsi resolusi kecam sosialisme dan diktator Korut
Politbiro mengakui bahwa "titik balik diperlukan secara dinamis dalam mempromosikan perubahan radikal dalam pembangunan pertanian," kata KCNA.
Bulan lalu, Program 38 North yang berbasis di AS, yang memantau Korea Utara, mengatakan dalam sebuah laporan bahwa "ketersediaan pangan kemungkinan telah turun di bawah batas minimum untuk kebutuhan manusia," dengan tingkat kerawanan pangan yang paling buruk sejak kelaparan tahun 1990-an.
"Mengatasi kerawanan pangan kronis Korea Utara akan membutuhkan, antara lain, penguatan hak kepemilikan, pembukaan dan revitalisasi sektor industri dan jasa ekonomi, serta menerapkan tatanan berorientasi ekspor," kata laporan 38 North.
"Rezim yang mengkhawatirkan persaingan internal dan kehancurannya sendiri itu, sejauh ini telah membuktikan dirinya tidak mau melakukan reformasi semacam itu," lanjut laporan tersebut.
Baca juga: Korut kecam keputusan AS untuk memasok tank ke Ukraina
Korea Utara berada di bawah sanksi internasional yang ketat karena program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Perdagangan perbatasan juga terhambat oleh penguncian yang bertujuan untuk mencegah wabah COVID-19.
Penguncian itu sebagian telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, dan aktivitas perdagangan Korea Utara telah dilanjutkan dengan Rusia dan China, meskipun pada tingkat yang masih terbatas.
Negara ini juga sering dilanda bencana alam seperti banjir dan hujan lebat yang merusak tanaman pada musim panas.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korut serukan capaian ekonomi di tengah tantangan pandemi
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023