Kemenangan ini memantapkan posisi Jakarta Pertamina Fastron di puncak klasemen sementara dengan poin 18, hasil dari enam kali menang dan sekali kalah. Sementara Gresik Petrokimia di peringkat empat dengan poin 8, dari tiga kemenangan dan empat kekalahan.
Selain memastikan lolos empat besar, Jakarta Pertamina Fastron juga sukses membalas kekalahan dari Gresik Petrokimia yang mengalahkan mereka pada putaran pertama di Bandung.
"Hari ini mainnya Petro lebih baik dibanding pertemuan di Bandung. Mereka jarang membuat kesalahan sehingga membuat anak-anak malah terbebani," kata pelatih Jakarta Pertamina Fastron Eko Waluyo usai pertandingan.
Gresik Petrokimia yang mendapat dukungan dari sekitar seribuan suporternya tampil lebih percaya diri dan solid dibanding saat mereka dihajar juara bertahan Bandung Bank bjb Tandamata pada laga sehari sebelumnya.
Baca juga: STIN BIN puncaki klasemen Proliga setelah redam Pertamina Pertamax
Setelah kalah pada set pembuka, Hany Budiarti dan kawan-kawan bangkit membalikkan ketertinggalan dengan merebut set kedua dan ketiga. Namun, penampilan mereka menurun pada set keempat sehingga Jakarta Fastron bisa menyamakan skor.
Laga set kelima berlangsung sengit dan kedua tim saling bergantian menyerang hingga posisi 5-5. Laga menjadi "panas" ketika kubu Jakarta Fastron melancarkan protes kepada wasit atas keputusan bola keluar yang mereka anggap keliru dan memberi poin kepada tuan rumah.
Protes itu ditanggapi wasit dan setelah berkonsultasi dengan hakim garis, wasit menganulir keputusannya dan selanjutnya memberi poin kepada Jakarta Fastron.
Giliran Gresik Petrokimia kembali memprotes keputusan itu, namun wasit bergeming. Situasi ini memengaruhi konsentrasi para pemain tuan rumah karena selanjutnya Hany Budiarti dan kawan-kawan tertinggal 6-8 dan gagal mengejar hingga kalah 12-15.
"Bagaimana wasit bisa mengambil keputusan seperti itu, padahal dia yang paling dekat melihat bola itu menyentuh tangan pemain Fastron atau tidak. Ini kok malah konsultasi sama hakim garis yang posisinya jauh dan tidak melihat," kata Pelatih Gresik Petrokimia Ayub Hidayat mengomentari kepemimpinan wasit.
Menurut Ayub, keputusan wasit itu tidak saja merugikan timnya, tetapi juga memengaruhi mental dan konsentrasi para pemainnya. “Laga sedang ketat-ketatnya, diganggu oleh keputusan wasit,” tambahnya.
Kendati demikian, Ayub mengakui timnya gagal memenuhi target meraih kemenangan pada dua laga di kandang sendiri. "Kami tetap optimistis bisa masuk empat besar, masih ada sisa tiga laga," tegas Ayub.
Baca juga: Jakarta BNI hempaskan Sukun Badak untuk jaga persaingan empat besar
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023