"Saya bersyukur kirab Cap Go Meh ini akhirnya bisa terselenggara kembali setelah tiga tahun terhenti karena pandemi COVID-19. Masyarakat juga sangat antusias menyaksikan perayaan Cap Go Meh," kata Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, di Karawang, Minggu.
Ia menyampaikan kalau pawai rutin tahunan tersebut bukan hanya sekedar pertunjukan budaya Tionghoa. Namun juga sebagai tanda kekayaan budaya bangsa yang majemuk dan plural.
Dengan kata lain, kata dia, perayaan itu secara tak langsung menegaskan kembali kebhinnekaan bangsa ini yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan penuh toleransi.
Salah seorang warga Karawang, Deden, mengaku sengaja datang ke kawasan perkotaan untuk menyaksikan perayaan Cap Go Meh.
"Pawai barongsai ini memang sudah lama ditunggu anak-anak. Jadi saya sekeluarga datang untuk menyaksikan pawai ini, walau harus bermacet-macetan untuk sampai ke lokasi," katanya.
Perayaan Cap Go Meh di Karawang dimeriahkan dengan pawai barongsai, liong dan cosplay yang menggambarkan para Dewa. Kegiatan itu juga dikolaborasikan dengan kirab budaya.
Jalur pawai barongsai dan kirab budaya ini dimulai dari Kelenteng Bio Kwan Tee Koen Jalan H Juanda, menuju Jalan Tuparev-Jalan Kertabumi-Jalan Arif Rahman Hakim atau Jalan Niaga kembali lagi ke Jalan Tuparev dan berakhir lagi di Kelenteng Bio Kwan Tee Koen.
Aparat kepolisian disiagakan di sejumlah titik sekitar kawasan perkotaan, karena selama pawai berlangsung dilakukan penutupan sejumlah titik ruas jalan.
Baca juga: Tatung dan keunikan Cap Go Meh di Singkawang
Baca juga: Moeldoko: Festival Cap Go Meh Singkawang harus jadi perhatian dunia
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023