Beras impor dari Vietnam dan Thailand tahun ini cukup berkualitas di mana broken atau beras butir patah hanya sekitar 5 persen
Jayapura (ANTARA) -
Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Papua dan Papua Barat mendapat tambahan pasokan beras impor jenis premium dari Thailand dan Vietnam sebanyak 8.250 ton yang sementara ini sedang dalam perjalanan.
Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat Raden Guna Dharma di Jayapura, Minggu, mengatakan untuk wilayah Kota Jayapura direncanakan mendapatkan alokasi sebanyak 2 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan di daerah setempat.
“Beras impor dari Vietnam dan Thailand tahun ini cukup berkualitas di mana broken atau beras butir patah hanya sekitar 5 persen saja jika dibandingkan dengan beras impor sebelumnya yakni 15 persen,” katanya.
Menurut Raden, karena Papua masuk dalam zona tiga sehingga beras dijual dengan harga Rp8.900 per kilogram sedangkan untuk Harga Pokok Penjualan (HPP) yakni Rp13 ribu per kilogram, kemudian untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp10.200 per kilogram.

Baca juga: Dirut Bulog sidak ke Cipinang pastikan stok beras impor ludes

Baca juga: Bulog Bondowoso menggelontorkan 30 ton beras untuk stabilkan harga


“Kami hanya akan menjual kemasan lima kilo guna mempermudah Bulog dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan dalam mengawasi penjualan,”ujarnya.

Dia menjelaskan juga ada kemasan premium 50 kilogram dengan begitu kelihatan mana yang beras impor dan beras kemasan dalam negeri.
“Pastinya kami akan sebar ke mitra-mitra Bulog atau ke pedagang yang telah direkomendasikan dinas perdagangan setempat,” katanya lagi.
Dia menambahkan stok beras Bulog Papua dan Papua Barat kini sebanyak 28 ribu ton yang tersebar diseluruh Papua dan Papua Barat sehingga diperkirakan mencukupi kebutuhan hingga empat bulan ke depan.

Baca juga: Stok beras di atas 4 bulan jual murah, Bulog: Harmonisasi di Kemenkeu

Baca juga: Bulog sebut ketersediaan beras di Papua dan Papua Barat 27 ribu ton

Baca juga: Bulog Papua gencar laksanakan pasar murah antisipasi kenaikan inflasi

Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023