Kami sedang persiapkan untuk memasang pigura atau billboard berisi informasi harga bahan pokok

Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Nusa Tenggara Timur menggandeng Pemerintah Kota Kupang melengkapi pasar tradisional kota itu dengan papan informasi harga komoditas bahan pokok sebagai acuan bagi masyarakat atau konsumen saat berbelanja.

"Kami sedang persiapkan untuk memasang pigura atau billboard berisi informasi harga bahan pokok yang selanjutnya akan diperbaharui secara digital sehingga masyarakat bisa mengetahuinya saat hendak berbelanja di pasar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi NTT Stefanus Donny H. Heatubun dalam keterangan yang diterima di Kupang, Minggu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dukungan BI dalam penataan pasar tradisional di Kota Kupang yang menjual bahan-bahan kebutuhan pokok.

Heatubun mengatakan papan informasi harga bahan pokok yang berukuran besar akan dibangun di tiga pasar tradisional di Kota Kupang yaitu Pasar Inpres Naikoten, Pasar Oebobo dan Pasar Oeba.

"Di billboard itu akan ada informasi harga berbagai komoditas seperti daging ayam, ikan, cabai, bawang, minyak goreng dan sebagainya," katanya.

Ia mengatakan dengan adanya papan informasi harga tersebut maka dapat membantu masyarakat atau konsumen mengetahui batas harga komoditas di pasat setempat.

Baca juga: BI NTT targetkan penambahan 150 ribu pengguna QRIS pada 2023

Baca juga: BI optimistis inflasi NTT pada 2023 turun di level sasaran

Dengan demikian, kata dia, komoditas yang dijual para pedagang di pasar memiliki harga acuan sama sehingga tidak ada yang menaikkan harga secara sepihak.

Heatubun mengatakan pemasangan papan informasi ini juga sebagai bagian dari langkah strategis dalam pengendalian inflasi dari sisi menjaga aspek daya beli atau permintaan (demand) masyarakat.

Ia menambahkan selain melengkapi pasar dengan papan informasi harga komoditas, pihaknya bersama Pemerintah Kota Kupang membahas optimalisasi peran Perusahaan Daerah (PD) Pasar.

"Kami ingin PD Pasar ke depan bisa berperan sebagai off taker (pembeli) hasil bahan pokok dari para petani kemudian disalurkan ke pedagang atau masyarakat," katanya.

Baca juga: BI perkuat tiga langkah pemulihan ekonomi NTT di 2023

Baca juga: BI perkirakan ekonomi NTT tumbuh berkisar 4,31-5,11 persen di 2023

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023