Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu mengunjungi Posko Utama Satuan Pelaksana (Satlak) Utama Penanggulangan Bencana (PB) Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang didirikan di Kecamatan Palem, Selasa.
Di Posko Utama tersebut, Presiden dan rombongan mendapatkan penjelasan dari Bupati Sleman, Ibnu Subiyanto, mengenai proses penanggulangan bencana dan evakuasi pengungsi.
Presiden juga mendapat penjelasan dari Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Dr. Ratdomo Purbo tentang kondisi Gunung Merapi saat ini.
Usai mendengarkan penjelasan itu, Presiden Yudhoyono mengatakan, apa yang terjadi di Gunung Merapi diharapkan tidak menimbulkan bencana dan korban yang tidak dikehendaki.
Menurut Presiden, teknologi telah menjawab dan mengatasi berbagai hal, tetapi ada rahasia alam yang hanya diketahui secara pasti oleh Allah SWT, sedangkan manusia tidak dapat memprediksi secara tepat, sehingga perlu langkah pencegahan dan antisipasi dalam menunggu ketidakpastian untuk keselamatan manusia maupun harta yang harus dilaksanakan dengan baik.
Pada kesempatan itu, Presiden mengucapkan terimakasih kepada gubernur, bupati dan unsur terkait, serta meminta mereka untuk setiap hari memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi agar dapat melakukan langkah penyelamatan.
"Saya banyak belajar dari penanganan bencana tsunami. Jika antisipasi dilakukan dengan baik, maka semuanya dapat diatasi dengan baik," katanya.
Presiden menambahkan ada hal penting dalam menangani masalah bencana, yakni pemberitahuan cepat sekaligus sistem komunikasi yang baik, dan menjadi tugas para pakar, terutama pakar vulkanologi untuk memantau gejala dan tanda bahaya, kemudian menganalisanya secara tepat dan cepat.
Untuk itu, Presiden meminta, para pakar tersebut bekerja selama 24 jam, dan mereka dinilainya sebagai pahlawan, karena menyelamatkan banyak hal.
Selain itu, menurut Kepala Negara, langkah pemerintah untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana menjadikan pemerintah kabupaten sebagai ujung tombak, dan lini terdepan adalah bupati, kemudian gubernur, baru pemerintah pusat.
Meskipun demikian, kata Presiden, gubernur dan pemerintah tidak hanya bersikap menunggu, melainkan harus turun bersama dengan unsur lain.
Bupati bertugas menetapkan Kawasan Rawan Bencana (KRB), menyiapkan rute evakuasi, menyediakan tempat dan fasilitas bagi pengungsi, serta menyediakan tempat untuk bantuan logistik dan obat-obat.
Presiden mengemukakan pula, peran dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan, sehingga sosialisai terhadap warga menjadi hal penting.
Sejumlah pejabat yang mengikuti kunjungan Presiden Yudhoyono adalah Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensos Bachtiar Chamsah, Menkes Siti Fadilah Supari, Kapolri Jenderal Pol. Sutanto, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006