Ambon Maluku (ANTARA) - Ambon Music Office (AMO) memaparkan program inovatif "Sound of Green" (SoG) pada seminar UNESCO Creative Cities Network (UCCN) Symposium For Tribal Crafts and Folk Art di Thailand.
"Program inovatif 'Sound of Green' yakni kolaborasi kerajinan dan kesenian rakyat, dipaparkan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting," kata Direktur AMO Ronny Loppies di Ambon, Minggu.
Ia mengatakan Kota Ambon melalui AMO memaparkan program SoG, di mana musik itu mempunyai efek ganda terhadap sektor lain, salah satunya berhubungan dengan lingkungan.
Inovasi SoG, katanya, merupakan terobosan AMO dalam menjaga eksosistem bermusik di Ambon.
Baca juga: AMO usulkan inovasi cari makan jual suara di KIPP 2022
Dia menjelaskan inovasi ini suatu terobosan dalam kerangka menjawab kebutuhan pembangunan kota yang kreatif, tetapi juga dari sisi UNESCO bahwa kota setempat tetap menjaga ekosistem musik.
"Inovasi tersebut bagaimana menyelaraskan musik dengan lingkungan, di mana itu berarti musik memiliki 'multiplier effect' (efek ganda) pada sektor lain di Ambon," katanya.
Ronny menyatakan pendekatan yang dilakukan Ambon City Of Music lewat Program SoG, dinilai sebagai konsep yang menarik dan kekinian dalam menjawab tantangan Sustainable Development Goals (SDG,s) Tahun 2030, utamanya di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Program SoG, katanya, telah diterima mulai pertemuan Tahunan Kota Kreatif UNESCO di Brazil pada 2022, sebagai bagian dari tujuh rekomendasi UNESCO yang berhubungan dengan efek gas rumah kaca.
Kegiatan seminar UNESCO Creative Cities Network (UCCN) Symposium For Tribal Crafts and Folk Art dilaksanakan Fakultas Desain Seni dan Arsitek Universitas Narasuan Thailand.
Baca juga: Suphan Buri di Thailand Tengah belajar dari Ambon jadi kota musik
Baca juga: Kurikulum muatan lokal musik di Ambon diterapkan 2021, sebut AMO
Baca juga: AMO paparkan pencapaian program kota musik dunia
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023