Denpasar (ANTARA) - Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, bersama lima stadion lainnya bakal menjadi salah satu saksi bisu Indonesia mencetak sejarah sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 pada 20 Mei 2023 sampai dengan 11 Juni 2023.

Demi mempersiapkan itu, Stadion Kapten I Wayan Dipta, yang merupakan markas Bali United FC, pun bersolek sehingga stadion kebanggaan semeton Bali itu layak menjadi venue sepak bola bertaraf dunia.

Berbagai persiapan itu sebetulnya telah dimulai sejak 2020, karena mulanya Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah pada 2021. Namun, FIFA terpaksa menunda kompetisi sepak bola dunia itu karena alasan pandemi Covid-19, dan memundurkan jadwal sampai 2023. Walaupun demikian, FIFA saat itu memastikan Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 pada 2023.

Rencana itu sempat hampir batal setelah insiden tewasnya 132 orang di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, selepas pertandingan Liga 1 Arema FC versus Persebaya FC. Namun selepas rangkaian lobi dari Pemerintah Indonesia, FIFA akhirnya memutuskan Piala Dunia U20 pada 2023 tetap berlangsung di Indonesia.

Keputusan itu disampaikan oleh Presiden FIFA Gianni Infantino saat dia bertemu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, pada 18 Oktober 2022.

Baca juga: Indonesia-FIFA sepakat pastikan Piala Dunia U-20 berjalan baik

Presiden FIFA selepas bertemu dengan Presiden Jokowi menyampaikan pihaknya yakin Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia bahwa mereka dapat berbenah, dan bangkit dari tragedi.

“Kita bisa menyampaikan citra bahwa Indonesia bukan sekadar negara yang pernah mengalami insiden di dalam stadion, tetapi sebuah negeri dengan visi, yang menyongsong masa depan, di mana generasi mudanya mencintai sepak bola serta ingin membawa olahraga ini di pentas dunia,” kata Presiden FIFA Infantino tahun lalu.

Dari pertemuan di Istana Merdeka, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan Menteri Badan Usaha Negara Milik Negara (BUMN) Erick Thohir lanjut menemui Presiden FIFA di Qatar pada Desember 2022. Pertemuan itu sengaja berlangsung di Qatar, karena dua menteri itu hendak menyaksikan langsung contoh sukses penyelenggaraan Piala Dunia 2022.

“Semoga penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tahun depan, Indonesia bisa menyamai atau bahkan bisa melebihi kesuksesan Qatar,” kata Erick Thohir.

Sejauh ini, FIFA telah menyetujui enam stadion yang diusulkan oleh Pemerintah Indonesia untuk menjadi venue Piala Dunia U20, yaitu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, Jawa Barat), Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah), Gelora Bung Tomo (Surabaya, Jawa Timur), Stadion Jakabaring (Palembang, Sumatera Selatan), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali).

Baca juga: Menpora pastikan enam stadion siap gelar Piala Dunia U-20

Tidak hanya stadion untuk venue pertandingan, 20 lapangan juga dipersiapkan untuk latihan. Di Bali, beberapa lapangan yang saat ini direvitalisasi untuk venue latihan Piala Dunia U20, di antaranya Stadion Ngurah Rai, Gelora Samudera Kuta, Lapangan Gelora Tri Sakti Legian, dan Lapangan Kompyang Sujana Denpasar.

Revitalisasi stadion dan lapangan untuk Piala Dunia U20, termasuk yang di Bali, dipimpin langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada sela-sela kunjungan kerjanya di Bali minggu ini memastikan seluruh persiapan untuk Piala Dunia U20 bakal rampung sebelum April 2023.

Basuki optimistis karena revitalisasi itu, yang menelan biaya Rp175 miliar, telah dimulai sejak 2020.

“(Persiapan) menuju itu (100 persen). (Sebelum April 2023) kami siap. Semua yang masuk dalam program (Piala Dunia) U20 dan tempat untuk latihan (juga siap),” kata Basuki Hadimuljono menjawab pertanyaan ANTARA saat dia ditemui di Pasar Baturiti, Tabanan.

Baca juga: Indonesia siap menjawab kepercayaan untuk menggelar Piala Dunia U20
Baca juga: Menpora janjikan Piala Dunia U-20 2023 akan jadi momen tak terlupakan

Selanjutnya: Persiapan di Gianyar

Foto udara Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Jumat (25/10/2019) . ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/ama. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Persiapan di Gianyar

Tahapan revitalisasi dan penyesuaian di Stadion Kapten I Wayan Dipta telah berlangsung sejak 2020. Menteri PUPR saat itu berkunjung langsung ke Markas Bali United FC untuk meninjau revitalisasi.

Basuki selepas meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta 3 tahun lalu menyampaikan revitalisasi itu mencakup rehabilitasi struktur dan infrastruktur dasar, kelistrikan (mechanical electrical plumbing), perbaikan lapangan, pekerjaan lampu lapangan 2.400 lux, kursi/tempat duduk penonton, ruang ganti pemain, papan skor (scoring board), pemolesan rumput sesuai standar FIFA, dan penataan kawasan, termasuk area parkir.

Berbagai perbaikan dan penyesuaian di Stadion Kapten I Wayan Dipta saat ini telah rampung dan memasuki tahap pemeliharaan sehingga tidak boleh digunakan untuk pertandingan atau kegiatan lain. Alhasil, Bali United FC pun terpaksa hijrah sementara ke Stadion Sultan Agung Bantul, Yogyakarta, untuk menjalani sisa pertandingan putaran kedua Liga 1.

Di tengah tahap pemeliharaan itu, Kapolda Bali Irjen Pol. Putu Jayan meninjau langsung Stadion Kapten I Wayan Dipta untuk memperkuat koordinasi terutama dari sisi risiko keamanan.

Ketua LOC Stadion Dipta I Ketut Suantika selepas menerima kunjungan Kapolda Bali bulan lalu menyampaikan ada beberapa catatan keamanan dari Irjen Pol. Putu Jayan.

“Beberapa hal yang menjadi catatan terutama di bidang keamanan, penataan di luar stadion seperti parkir, jalur kedatangan, marka petunjuk arah dan beberapa hal lainnya untuk menunjang kesuksesan pelaksanaan kompetisi internasional tersebut,” kata Ketut Suantika.

Stadion Kapten I Wayan Dipta sebetulnya telah melewati tahapan penilaian risiko (risk assessment) dari Mabes Polri dan memperoleh skor 80,06 persen dengan kategori baik untuk menjadi venue pertandingan sepak bola.

Kemudian dari sisi kelistrikan, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali juga turun langsung meninjau kesiapan Stadion Kapten I Wayan Dipta.

PLN saat mengikuti kegiatan kunjungan lapangan (site visit) FIFA, yang saat itu diwakili oleh lead project-nya Christian Schmolzer bulan lalu, menyampaikan pihaknya memastikan Piala Dunia U20 bakal berlangsung tanpa ada pemadaman.

“Selama kegiatan akan ada kebutuhan listrik untuk penerangan di lapangan, papan skor, perimeter board, ruang server dan media center, serta tribun VIP dengan total kebutuhan listrik sebesar 1.805 MVA,” kata General Manager PLN UID Bali I Wayan Udayana.

Demi memenuhi kebutuhan itu, PLN menyiapkan dua sumber penyulang jaringan listrik dengan empat lapis pengamanan.

“Standar pengamanan ini dilakukan untuk menghindari pasokan listrik ke venue tidak mengalami kedip ataupun jika terdapat gangguan yang tidak dapat diprediksi, maka manuver penyediaan listrik hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 detik, sehingga tidak akan terasa ada kedip selama kegiatan,” kata Udayana.

PLN juga menyiagakan 168 personel yang tidak hanya fokus menjaga pasokan listrik di stadion saja, tetapi juga di lokasi penginapan tamu VVIP dan para pemain, serta tempat wisata dan restoran di sekitar stadion.

“Kami menambah suplai listrik sebagai pasokan cadangan antara lain berupa 11 unit uninterruptible power supply (UPS), lima unit gardu bergerak, dan enam unit genset yang masing-masing akan ditempatkan di lokasi-lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan,” kata dia.

Berbagai persiapan itu menunjukkan keseriusan Bali menyambut tim nasional asing bertanding memperebutkan gelar juara Piala Dunia U20. Nantinya, tim-tim yang mendapat jadwal bertanding di Stadion Kapten I Wayan Dipta tentu memiliki keuntungan tersendiri, karena selain ikut kompetisi, mereka juga dapat menikmati keindahan alam dan berbagai atraksi wisata di Pulau Dewata.

Baca juga: Membenahi stadion, menata suporter demi sukses Piala Dunia U-20
Baca juga: Si Jalak Harupat bersolek menyambut Piala Dunia U-20 2023

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023