Makassar (ANTARA News) - Bentrok yang melibatkan puluhan supir angkutan kota dan ratusan mahasiswa di Makassar Selasa siang menyebabkan sejumlah orang dari kedua belah pihak terluka. Pertikaian puluhan supir angkutan kota rute Malengkeri-Pasar Sentral dan ratusan mahasiswa Universitas Negeri Makassar itu juga diwarnai aksi lempar batu dan sedikitnya enam mobil angkutan kota rusak.Keterangan yang dihimpun ANTARA di lapangan menyebutkan, insiden tersebut terjadi akibat penganiayaan yang diduga dilakukan oknum mahasiswa terhadap dua orang supir angkutan kota bernama Aca (25) dan Pian (20) yang saat itu mencoba menerobos barikade mahasiswa di Jalan Malengkeri, Selasa pagi sekitar pukul 08.00 WITA. Akibat penganiayaan itu, puluhan supir mendatangi lokasi kejadian dan terjadi konsentrasi massa dari kedua kelompok sejak Pukul 11.00 WITA yang selanjutnya terjadi aksi lempar batu. Pemasangan barikade di Jalan Malengkeri yang dilintasi angkutan kota rute Malengkeri-Pasar Sentral Makassar itu dilakukan mahasiswa sejak dua hari terakhir sebagai protes atas penembakan terhadap seorang rekan mereka oleh Kepala Unit Serse Kriminal Polsekta Somba Opu, Ipda Eddy Purwanto, Sabtu dini hari lalu (13/5). Puluhan aparat keamanan dari Polsekta Tamalate berjaga-jaga karena kedua kelompok massa masih berhadap-hadapan. Beberapa aparat kepolisian setempat berupaya mendamaikan dengan mempertemukan dua perwakilan mereka. Para supir mengklaim, akibat barikade mahasiswa tersebut pendapatan mereka turun karena jalurnya terhambat. Terkait dengan kasus penembakan terhadap Idham Chalik, mahasiswa jurusan teknik mesin Universitas Negeri Makassar Sabtu dinihari sekitar pukul 04.00 WITA itu, tersangka Ipda Eddy Purwanto sudah menyerahkan diri ke Polres Gowa dan mengakui perbuatannya. Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs Aryanto Budihardjo mengatakan, pelaku menembak korban karena mengira yang bersangkutan adalah pencuri kendaraan bermotor. "Pelaku mengira bahwa korban dan rekannya adalah oknum pelaku pencurian kendaraan bermotor," kata Kapolda Sabtu lalu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006