"Untuk menutup 100 tahun ini dan menyambut 100 tahun yang akan datang yang harus dilakukan adalah berlomba untuk meraih prestasi. Warga Nahdliyin itu berlomba untuk berprestasi," ujar Prof. Nuh, sapaannya di Surabaya, Sabtu.
"Memberikan prestasi tadi itu maknanya apa yang bisa kita berikan (manfaat) bagi masyarakat," tambahnya.
Prof. Nuh mengatakan perayaan 100 tahun NU bisa dimaknai sebagai reuni akbar antara para muaziz, para pendiri, para pejuang, dan para pendahulu yang dulu kala. "Sehingga sebagai anak cucu yang lama tidak bertemu 'orang tua' tentu perlu menyambutnya dengan luar biasa," katanya.
Warga Nahdliyin bisa mengetahui manfaat yang paling besar bagi masyarakat jika mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat.
"Kalau kita tidak tahu yang dibutuhkan masyarakat, bagaimana cara kita bisa bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu kita harus belajar dengan baik apa yang dibutuhkan masyarakat," ujarnya.
Mantan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia itu mengungkapkan setidaknya ada tiga kebutuhan masyarakat saat ini, yakni, kebutuhan tentang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
"Kalau semua itu kami bisa, kami dapatkan, maka ya kehadiran kami (NU) ini memberikan manfaat. Orang itu kalau selalu memberikan manfaat maka itu Insyaallah umurnya termasuk umur sosialnya akan panjang," ucapnya.
Sekretaris LP Ma'arif Jawa Timur, Sunan Fanani mengungkapkan NU saat ini telah menyiapkan sumber daya yang profesional dalam menciptakan anak didik yang berkualitas. Saat ini di tengah persaingan global mau tidak mau NU harus hadir di dalam menciptakan kualitas pendidikan yang lebih baik.
"Maka dari itu yang dilakukan NU dijadikan sebagai alat utama untuk perubahan budaya di masyarakat," katanya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan LP Ma'arif NU untuk menghadapi era digital salah satunya adalah melakukan analisa akan kebutuhan dan kondisi.
"Karena kita tahu lembaga pendidikan di lingkungan NU itu tidak semuanya sama. Jadi mereka berbeda kualitasnya," ujar Sunan.
Baca juga: Waketum PBNU: Siapa pun boleh beri ucapan selamat 1 Abad NU
Baca juga: Panitia tegaskan semua orang boleh menghadiri Resepsi Satu Abad NU
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023