Kepala UPTD BLKP Provinsi Jambi Yahya Buwaiti,Sabtu, mengatakan pelatihan keterampilan bagi santri pondok pesantren (Ponpes) itu menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang masuk dalam program Gubernur Jambi yakni Dua Miliar Satu Kecamatan (Dumisake).
"Antusias para santri mengikuti pelatihan dari kami ini luar biasa, namun jumlah peserta sendiri masih terbatas," kata dia.
Saat ini, BLKP Provinsi Jambi sedang melakukan penjajakan kepada 60 Ponpes. Beberapa kabupaten/kota sudah didata dan mendapatkan sosialisasi. Kata dia, hanya tinggal tiga kabupaten lagi yang masih dilakukan pendataan yakni Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur.
Program pelatihan bagi santri ini, jelasnya sudah berjalan pada tahun 2022. Tahun ini program ini kembali dilakukan karena antusias dan dampak positif yang dirasakan santri.
Nantinya, tiap pesantren mendapatkan satu paket pelatihan dengan jumlah siswa yang dilatih sebanyak 16 orang. Tapi ada beberapa pesantren mendapatkan lebih dari satu pelatihan karena banyaknya jumlah siswa di sana.
Dengan keterampilan yang diberikan ini, pada santri diharapkan mempunyai bekal untuk mandiri membuka lapangan usaha selepas lulus dari Ponpes.
Materi pelatihan yang diberikan yakni pelatihan perbaiki telepon selular, pelatihan membuat kue, pelatihan menjahit, pelatihan komputer dan lainnya.
Pelatihan keterampilan bagi santri ini dilakukan di masing-masing Ponpes. BLKP Jambi membawa instruktur atau pengajar ke Ponpes.
Selain bagi santri, ia juga berharap agar pelatihan di Ponpes ini juga bisa diikuti oleh alumni Ponpes. Sehingga para alumni juga memiliki keterampilan tambahan untuk bekal membuka usaha atau mencari pekerjaan.
"Yang menentukan peserta itu Ponpes sendiri, kami juga berharap alumni bisa ikut agar ada keterampilan lagi," katanya.
Baca juga: SIG gandeng 31 BUMN tumbuhkan jiwa kewirausahaan santri di Jatim
Pewarta: Tuyani
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023