"Ritual ini biasanya digelar pada H-1 Festival Cap Go Meh untuk membersihkan kota dari roh-roh jahat. Momen inipun tentunya mampu menyedot perhatian pengunjung baik dari dalam maupun luar kota Singkawang," kata Wakil Ketua Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Tjhai Chui Mie di Singkawang, Sabtu.
Dia menjelaskan, antusiasme pengunjung atau wisatawan untuk menyaksikan ritual tersebut cukup tinggi. Hal itu dapat dilihat sejak pukul 07.00 WIB, dimana para pengunjung sudah memadati vihara Tri Dharma Bumi Raya, agar tak ketinggalan momen setahun sekali tersebut.
Dia mengatakan bahwa panitia lebih percaya diri dan bersemangat menggelar perayaan Imlek dan Cap Go Meh setelah pemerintah pusat menghentikan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat untuk mengendalikan penularan COVID-19.
"Tentu kita akan lebih bersemangat untuk melaksanakannya dan akan kita persiapkan sebaik mungkin guna mensukseskan agenda (pariwisata) nasional ini," katanya.
Salah satu pengunjung dari Palembang, Resina mengatakan, kedatangannya ke Kota Singkawang untuk menyaksikan Festival Cap Go Meh.
"Saya biasanya lihat di Youtube dan televisi, dan saya lihat atraksinya luar biasa," katanya.
Ini kali pertama dia datang ke Singkawang dengan membawa rombongan sebanyak 24 orang.
"Hari Jumat kemarin saya dan rombongan tiba di Singkawang," katanya.
Ritual cuci jalan berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Ada sekitar 680 tatung yang melakukan ritual tersebut. Selain singgah memberikan penghormatan pada kelenteng di tengah kota, tatung tersebut juga singgah di kelenteng sekitar kota tersebut. Setidaknya ada 3-4 kelenteng yang disinggahi sebelum tatung pulang ke kelentengnya sendiri.
Baca juga: Ratusan tatung lakukan ritual "cuci jalan" di Kota Singkawang
Baca juga: Perayaan Imlek momentum kebangkitan Pariwisata Singkawang
Baca juga: Melihat perayaan Imlek di Kota Seribu Kelenteng
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023