Mumpung Beliau (Menteri Perdagangan-red) datang, coba diusulkan ada renovasi
Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengajukan usulan renovasi Pasar Kereneng ke Kementerian Perdagangan agar dapat dibiayai melalui APBN.
"Mumpung Beliau (Menteri Perdagangan-red) datang, coba diusulkan ada renovasi. Tadi Beliau sangat respon," kata Jaya Negara disela-sela mendampingi kunjungan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pasar Kereneng Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, Pasar Kereneng sebagai salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Denpasar, Bali, sudah sejak tahun 1970 belum dilakukan renovasi.
Baca juga: Jokowi harap gaung Pasar Sukawati semakin baik setelah revitalisasi
Dari hasil pembicaraan dengan Mendag Zulkifli Hasan, Jaya Negara mengatakan Pemerintah Kota Denpasar diminta untuk bersurat.
"Urusan administrasinya akan secepatnya kami kerjakan. Tetapi, mekanisme anggaran apakah akan bisa masuk di 2024, itu tergantung kebijakan kementerian," ujarnya.
Pasar Kereneng dengan bangunan tiga lantainya dan halaman pasar yang luas, tak hanya menjual kebutuhan pokok, juga menjual pernak-pernik perlengkapan dan peralatan persembahyangan umat Hindu, busana, dan juga alas kaki serta kuliner.
Selain itu, Pasar Kereneng pada sore hari hingga malam juga menjual aneka jajanan dan menu kuliner khas Bali maupun nasional.
Pasar Kereneng saat sore atau yang dikenal dengan nama Asoka, menyajikan beraneka ragam busana dari usia anak-anak hingga dewasa, produk alas kaki, kosmetik, mainan anak-anak dan masih banyak lagi.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam kunjungannya itu berkeliling meninjau sejumlah kios dan lapak bahan pokok serta berbincang dengan para pedagang.
Zulkifli juga langsung membeli sejumlah bahan pokok seperti minyak goreng Minyakita, beras Bulog, daging ayam, telur, jajanan dan sebagainya dari para pedagang pasar.
Bahan-bahan pokok yang dibeli tersebut kemudian juga langsung dibagikan kepada warga masyarakat yang sedang berbelanja di Pasar Kereneng.
Baca juga: Pasar Sukawati Bali diharapkan jadi kekuatan ekonomi kerakyatan
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023