Manado (ANTARA) - Pada Jumat (27/1) dini hari, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur wilayah Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon.

Akibatnya, sejumlah sungai yang bermuara di Kota Manado meluap sehingga menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa kecamatan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai peran Bendungan Kuwil Kawangkoan mampu mereduksi banjir di Kabupaten Minahasa Utara, Airmadidi, Sulawesi Utara.

Bendungan Kuwil Kawangkoan terkoneksi dan berada dalam satu sistem dengan Sungai dan Danau Tondano yang bertujuan untuk mengurangi banjir Kota Manado dan sekitarnya sebesar 25 persen atau 146,6 m3/detik.

Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa yang baru diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (19/1/2023). ANTARA/Luthfia Miranda Putri

Tak hanya sebagai pengendali banjir, bendungan ini turut memiliki potensi wisata yang mampu menggerakkan sektor pariwisata serta diharapkan dapat menyuplai kebutuhan air baku untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri di Kota Bitung dan KEK Pariwisata Likupang di Kabupaten Minahasa Utara.

“Pemilihan dua lokasi ini berdasarkan hasil teknik analisis yang digunakan untuk menilai kualitas dari faktor-faktor sebuah proyek (feasibility study) bahwa daerah ini yang paling tepat diposisikan selain bentang paling pendek dan tampungan paling banyak. Itu adalah prinsip mendesain bendungan,” kata Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia.

Bendungan yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (19/1) ini memiliki luas total 284,79 hektare (ha) yang terdiri dari luas genangan 157 hektare (ha), luas bangunan dan wisata 7,3 hektare (ha), dan luas penghijauan 120,49 hektare (ha).

Sedangkan, kapasitas suplai air baku bendungan tersebut sebesar 4500 liter/detik melalui PDAM yang dapat dimanfaatkan untuk air bersih di Kota Manado, Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara.

Presiden menyampaikan Bendungan Kowil Kawangkoan dibangun sejak 2016 dengan anggaran Rp1,9 triliun, dan memiliki kapasitas tampung 26 juta meter kubik dengan luas genangan 157 hektar.

Pengendali banjir

Pemerintah optimis Bendungan Kuwil Kawangkoan dapat mengurangi banjir di Kota Manado dengan mengendalikan debit Sungai Tondano melalui penutupan pintunya saat terjadi hujan deras di daerah itu.

"Fungsi Bendungan Kuwil adalah menahan air dari Airmadidi, Danau Tondano dan bagian hulu lainnya yang terjadi di Kota Manado dengan intensitas curah hujan maksimum 300 milimeter yang sangat besar," kata Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja.

Menurut Endra, bukit-bukit di wilayah Manado juga turut berkontribusi meningkatkan nilai air limpasan air hujan di atas permukaan tanah (run off) dan tertampung di Sungai Tondano yang letaknya di hilir Bendungan Kuwil.

Bendungan Kuwil Kawangkoan dibangun utamanya bertujuan untuk mengurangi banjir Kota Manado dan sekitarnya sebesar 25 persen (146,6 m3/detik) yang terkoneksi dan berada dalam satu sistem dengan Sungai dan Danau Tondano.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Kota Manado 2023 menggenangi empat kecamatan dan 19 kelurahan, yakni banjir akibat debit Sungai Bailang satu kecamatan (3 kelurahan), banjir akibat debit Sungai Mahawu satu kecamatan (5 kelurahan) dan banjir Sungai Tikala dua kecamatan (11 kelurahan).

Jumlah kecamatan terdampak tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan banjir besar yang melanda Kota Manado pada 2014 sebelum Bendungan Kuwil Kawangkoan dibangun.

Tercatat pada 2014, banjir Kota Manado terjadi dengan curah hujan maksimum 160 mm atau jauh di bawah curah hujan ekstrem 2023 sebesar 300 mm, telah menggenangi area 2000 hektare (ha) di delapan kecamatan dan 36 kelurahan, sedangkan pada tahun ini hanya 808 ha.

Curah hujan dengan intensitas maksimum 300 mm pada tujuh pos pengamatan yang berbeda melanda sebagian wilayah Sulawesi Utara khususnya Kota Manado, sejak Jumat (27/1/2023) dini hari sampai pukul 15.30 WITA.

Ke depannya, pihak Kementerian PUPR akan menambahkan sistem yang dapat memprakirakan besarnya banjir selama beberapa hari ke depan serta daerah genangannya.

Teknologi tersebut bernama Flood Early Warning System (FEWS) dengan memanfaatkan berbagai input data secara langsung (real time) maupun data prakiraan beberapa hari ke depan.

“Bendungan ini bisa terintegrasi di hilir agar pola operasi dari bendungan ini dapat dimonitor melalui alat yang tersambung dengan ruang kontrol,” tutur Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia.

Potensi wisata

Tak hanya sebagai pengendali banjir, namun Bendungan Kuwil Kawangkoan juga dipotensikan sebagai tempat wisata buatan bagi warga Minahasa Utara dan sekitarnya guna memaksimalkan tujuan pembangunan bendungan di seluruh Indonesia.

Kementerian PUPR menyediakan area hijau dengan menanam 5000 pohon dengan luas kurang lebih 50 hektare sebagai penghijauan, menjaga stabilitas suhu udara, sekaligus dalam jangka panjang bisa turut mereduksi banjir.

Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa yang baru diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (19/1/2023). ANTARA/Luthfia Miranda Putri

"Masyarakat rupanya sudah butuh hiburan sehingga adanya Bendungan Kuwil bisa menjadikan sebagai sarana pariwisata tapi harus dikelola dengan baik," kata Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia di Manado, Senin.

Bob mengatakan, pihaknya sudah mengkaji potensi bendungan sebagai bangunan vital, yakni sumber air minum hingga pengendali banjir bersama pemerintah daerah.

Meski dalam masa pemeliharaan kontraktor, pihak Kementerian PUPR membuka lebar bagi warga untuk menikmati sarana dan prasarana yang tersedia di Bendungan Kuwil Kawangkoan.

"Silahkan masyarakat yang ingin menikmati pemandangan yang indah di Bendungan Kuil Kawangkoan ya kita juga ndak bisa menghalangi," katanya.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I Manado I Komang Sudana menjelaskan, bendungan tersebut memiliki dua kawasan, yakni zona aman harus melalui izin dan wisata budaya untuk warga.

"Wisata itu ada makam-makam kuno Minahasa, kolam Tumatenden, patung-patung dan burung Manguni sebagai simbol di Sulawesi Utara ini di Minahasa," ujar Komang.

Kementerian PUPR masih berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk mengelola bendungan yang saat ini masih ditangani sementara oleh dua desa, yakni Kuwil dan Kawangkoan.

"Desa itu ada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mereka yang mengelola keamanan, kebersihan, kerusakan dan segala macam yang kami bicarakan dengan desa," katanya.

Salah satu warga bernama Rizka (30), menuturkan keluarganya antusias datang pertama kali di bendungan tersebut sebagai tempat wisata yang menyajikan pemandangan indah dengan harga terjangkau.

“Keseluruhan bagus, sarannya tolong diperbanyak tempat duduk sebagai tempat berteduh biar tidak terlalu panas karena cuma mengandalkan pohon,” ujarnya.

Berdasarkan keterangan di lokasi, jam kunjungan buka pada hari Senin-Jumat pukul 07.00-19.00 WIB, lalu Sabtu tutup pukul 20.00 WIB dan Minggu pukul 21.00 WIB.

Harga tiket masuk Bendungan Kuwil Kawangkoan dibanderol seharga Rp5.000 per orang.

Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023