Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pertumbuhan investasi pada triwulan I 2006 masih rendah, sehingga pertumbuhan ekonomi juga rendah, hanya naik 2,03 persen dibanding triwulan IV 2005. "Kita akan fokus kepada yang masih lemah, yaitu investasi. Pertumbuhannya masih rendah hingga saat ini," kata Menkeu usai pelantikan sejumlah eselon II di lingkungan Departemen Keuangan Jakarta, Selasa. Menurut dia, pertumbuhan yang lebih rendah pada triwulan I 2006 dibanding periode sama tahun 2005 memang sudah diperhitungkan oleh pemerintah, yaitu sebagai pengaruh dari kenaikan harga BBM pada Oktober lalu. "Jadi waktu itu memang sudah diprediksi bahwa selama dua kuartal yaitu kurtal IV 2005 dan kuartal I 2006 akan melemah sehingga harus diantisipasi," katanya. Menurut Sri Mulyani, pada kuartal I 2006 sebenarnya sektor konsumsi sudah tumbuh dengan baik. Demikian juga dengan pengeluaran pemerintah sudah sesuai dengan yang diharapkan. "Yang harus disimak hati-hati adalah pada variabel investasi yang sangat rendah. Ini berarti harus kita kembalikan lagi kepercayaan investor. Mungkin juga karena mereka masih melakukan rekalkulasi sebagai akibat dari kenaikan harga BBM," katanya. Investasi di sektor pertanian, katanya, sebenarnya sudah cukup sehat. Yang terlihat sangat merosot adalah di sektor manufaktur. Menurut Menkeu, pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi akan membaik dibanding kuartal I 2006, walaupun tidak akan terjadi peningkatan tajam. Salah satu faktor pendorongnya adalah belanja pemerintah yang diperkirakan meningkat tajam. Menanggapi impor bahan baku dan modal yang juga rendah di kuartal I 2006, Menkeu mengatakan, hal itu terjadi karena melemahnya pertumbuhan di industri otomotif yang berhubungan dengan metal. "Industri itu memang agak melemah, namun industri lain seperti garmen dan makanan mulai meningkat," kata Sri Mulyani.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006