kami merasa perlu memberikan edukasiKabupaten Bogor (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Lembaga Pengkajian Keagamaan dan Pemberdayaan Umat (LPKPU) meluncurkan Gerakan Literasi Digital.
Ketua LPKPU MUI Kabupaten Bogor, Ahmad Zulfiqor saat peluncuran Gerakan Literasi Digital di SMK Pertiwi, Cibungbulang, Bogor, Jumat, menjelaskan bahwa semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat arus informasi menjadi dinamis.
Kondisi itu, kata dia, perlu diimbangi dengan upaya memberikan pemahaman kepada para penggunanya yang mayoritas adalah kaum milenial, sehingga bijak dalam memanfaatkan teknologi digital.
"Kami merasa perlu memberikan edukasi, karena semakin majunya zaman, sosial media akan berevolusi dengan kecanggihannya," kata Zulfiqor.
Baca juga: Kemenkominfo akan intensifkan literasi keamanan digital ke masyarakat
Baca juga: Literasi digital masyarakat Indonesia masuk kategori "sedang"
Sementara, Pegiat Gerakan Literasi Digital, Aep Saepudin Muhtar yang menjadi pemateri kepada ratusan siswa SMK Pertiwi, menerangkan bahwa banyak tujuan yang harus dicapai melalui gerakan tersebut, salah satunya yaitu menangkal berita bohong alias hoax.
Pria yang akrab disapa Gus Udin itu menyebutkan bahwa momentum Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang juga menjadi kekhawatiran atas informasi-informasi hoax, bercermin pada Pemilu 2019.
"Itu pelajaran berharga dari Pemilu tahun 2019. Bahkan Pilpres Amerika Serikat dan Pilpres Prancis juga banyak disisipi aksi penyebaran hoax," ujar Gus Udin yang juga Dosen di Universitas Djuanda.
Ia berharap, Gerakan Literasi Digital dapat mencerdaskan masyarakat dalam menggunakan ruang digital, sehingga mengurangi potensi polarisasi seperti yang terjadi pada Pemilu lalu.
Baca juga: Indeks literasi digital nasional meningkat pada 2022
Baca juga: Pegiat medsos: Sudah saatnya literasi digital masuk kurikulum
Diketahui, indeks literasi digital nasional pada 2022 meningkat 0,05 poin menjadi 3,54 dari capaian indeks di tahun 2021 sebesar 3.49, demikian berdasarkan hasil survei Indeks Literasi Digital 2022.
Survei tersebut digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Katadata Insight Center (KIC).
"Alhamdulillah (indeks literasi digital 2022) naik menjadi 3,54," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam peluncuran Indeks Literasi Digital 2022.
Baca juga: Perluas transaksi digital, BRI gandeng Oppo Indonesia
Sementara, Pegiat Gerakan Literasi Digital, Aep Saepudin Muhtar yang menjadi pemateri kepada ratusan siswa SMK Pertiwi, menerangkan bahwa banyak tujuan yang harus dicapai melalui gerakan tersebut, salah satunya yaitu menangkal berita bohong alias hoax.
Pria yang akrab disapa Gus Udin itu menyebutkan bahwa momentum Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang juga menjadi kekhawatiran atas informasi-informasi hoax, bercermin pada Pemilu 2019.
"Itu pelajaran berharga dari Pemilu tahun 2019. Bahkan Pilpres Amerika Serikat dan Pilpres Prancis juga banyak disisipi aksi penyebaran hoax," ujar Gus Udin yang juga Dosen di Universitas Djuanda.
Ia berharap, Gerakan Literasi Digital dapat mencerdaskan masyarakat dalam menggunakan ruang digital, sehingga mengurangi potensi polarisasi seperti yang terjadi pada Pemilu lalu.
Baca juga: Indeks literasi digital nasional meningkat pada 2022
Baca juga: Pegiat medsos: Sudah saatnya literasi digital masuk kurikulum
Diketahui, indeks literasi digital nasional pada 2022 meningkat 0,05 poin menjadi 3,54 dari capaian indeks di tahun 2021 sebesar 3.49, demikian berdasarkan hasil survei Indeks Literasi Digital 2022.
Survei tersebut digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Katadata Insight Center (KIC).
"Alhamdulillah (indeks literasi digital 2022) naik menjadi 3,54," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam peluncuran Indeks Literasi Digital 2022.
Baca juga: Perluas transaksi digital, BRI gandeng Oppo Indonesia
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023