Islamabad (ANTARA) - Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan pada Jumat bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) membuat negaranya kesulitan mencairkan sebagian dari dana talangan sebesar 6,5 miliar dolar AS (sekitar Rp97 triliun).
Beberapa jam setelah pernyataannya, kurs mata uang Pakistan rupee jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS setelah turun tajam sejak pekan lalu.
Sharif mengeluarkan pernyataan itu saat memimpin rapat dengan pemimpin sipil dan militer di Kota Peshawar untuk menanggapi insiden pengeboman masjid yang terjadi pada Senin (30/1) dan menewaskan lebih dari 100 orang.
"Situasi ekonomi kita tidak terbayangkan," kata Sharif. "Seperti kalian ketahui, perwakilan IMF sedang berada di Pakistan, dan itu membuat kita sulit," imbuhnya.
"Kalian semua tahu kita kekurangan sumber daya," kata Sharif, seraya menegaskan bahwa Pakistan sedang menghadapi krisis ekonomi.
Perwakilan IMF di Pakistan belum menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.
Pernyataan Sharif itu terkait dengan dana yang dibutuhkan Pakistan untuk kepentingan militer atau upaya kontra-terorisme terhadap aksi kekerasan.
Perwakilan IMF mengunjungi Pakistan untuk membahas langkah-langkah konsolidasi fiskal yang dibutuhkan negara itu untuk menyelesaikan kajian ke-9 dari Fasilitas Dana yang Diperpanjang.
Fasilitas itu bertujuan membantu negara-negara yang sedang menghadapi krisis neraca pembayaran.
Cadangan bank sentral Pakistan saat ini mencapai 3,09 miliar dolar AS (sekitar Rp58,2 triliun), terendah sejak 1998 dan tidak cukup untuk menutupi biaya impor selama tiga minggu.
Tuntutan IMF agar Pakistan mengendalikan defisit anggaran menyebabkan mata uang negara itu dikendalikan pasar dan menimbulkan kenaikan harga bahan bakar.
Rupee Pakistan turun 1,9 persen ke rekor terendah 276,58 per dolar di pasar antarbank pada Jumat, menurut bank sentral.
Nilai mata uang itu sejauh ini telah turun 16,5 persen sejak batas harga dicabut minggu lalu agar nilai tukarnya ditentukan oleh pasar.
Rupee juga turun 2,65 persen terhadap dolar AS di pasar terbuka, menurut sebuah asosiasi perusahaan efek.
Delegasi IMF berada di Pakistan untuk memulai kembali pembicaraan yang terhenti sejak November soal dana 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp37,3 triliun) yang belum dicairkan.
Namun, terlepas dari situasi ekonomi di Pakistan, Sharif mengatakan negaranya akan melakukan apa pun untuk menangkal aksi kekerasan.
"Kami akan menggunakan semua sumber daya dalam kapasitas kami untuk melawan ancaman ini," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pakistan perketat keamanan usai bom bunuh diri di masjid
Baca juga: Pakistan-IMF akan bergerak cepat selesaikan program dana talangan
Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023