Bangkok (ANTARA) - Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) PBB memprediksi perekonomian Asia Timur meningkat di 2023, salah satunya didorong oleh perbaikan ekonomi di China.

Mengutip laporan Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia (WESP) 2023 PBB, Kamis (2/2), ESCAP yang berkantor pusat di Bangkok menyatakan pertumbuhan ekonomi Asia Timur diperkirakan meningkat menjadi 4,4 persen pada 2023 dari 3,2 persen pada 2022.

Laporan itu menyatakan perekonomian China diperkirakan meningkat cepat setelah pemerintahnya baru-baru ini mengoptimalkan sejumlah langkah pencegahan COVID-19, serta melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal.

WESP juga memperkirakan perekonomian China tumbuh sebesar 4,8 persen pada 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan 3,0 persen pada 2022.

Gedung pencakar langit Central Business District (CBD) di Beijing, China, Senin (3/10/2022). (ANTARA/Xinhua/Wang Jianhua)

Namun demikian, meskipun ditopang oleh perekonomian China, pemulihan ekonomi di kawasan Asia Timur masih rapuh karena banyak perekonomian kehilangan daya di tengah memudarnya permintaan yang terpendam (pent-up demand), meningkatnya biaya hidup, serta melemahnya permintaan ekspor dari Amerika Serikat dan Eropa.

Prospek ekonomi jangka pendek Asia timur dan selatan menghadapi lingkungan global yang memburuk, dibayangi oleh inflasi tajam, krisis pangan dan energi, serta deflasi utang, ungkap laporan itu.

"Risiko iklim diperkirakan akan terus memengaruhi banyak negara di kawasan ini, memperburuk kerawanan pangan dan menambah tekanan lebih lanjut terhadap inflasi," sebut laporan itu memperingatkan.

Periode pelemahan ekonomi yang berkepanjangan akan menghambat pemberantasan kemiskinan dan membatasi kemampuan sejumlah negara untuk berinvestasi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) secara lebih luas.

Oleh karena itu, WESP menyerukan upaya kolektif untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023