Jakarta (ANTARA) - Masalah kurang gizi dan nutrisi kronis yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek dari standar anak seusianya atau stunting, bisa dialami oleh semua anak dari berbagai level ekonomi.

"Stunting bisa dialami oleh semua anak dari berbagai level ekonomi, jadi penyebab masih tingginya angka stunting di Indonesia sangat kompleks," ujar dokter spesialis anak dengan keahlian khusus di bidang endokrinologi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. dr Aman Bhakti Pulungan, PhD, SpA(K), dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pemprov Sultra target angka stunting turun jadi 14 persen di 2023

Aman Pulungan mengatakan banyak orangtua tidak menyadari bahwa pemeriksaan kesehatan secara dini untuk anak dapat membantu mencegah stunting, dan penyakit-penyakit lainnya, termasuk diabetes yang saat ini banyak dialami oleh anak-anak usia dini.

Stunting, dikatakan Aman, tidak hanya mengenai permasalahan tinggi badan, namun juga bisa memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif yang tidak optimal seperti lambat berbicara atau berjalan, hingga sering mengalami sakit.

Salah satu pendiri Klinik AP&AP Pediatric Growth and Diabetes Center ini memaparkan data dari tahun 2022, bahwa prevalensi stunting di Sumatera Utara termasuk Medan ini tergolong tinggi sebesar 21,1 persen. Kondisi ini kemudian mendorong Klinik AP&AP Pediatric Growth and Diabetes Center melebarkan sayapnya dengan membuka cabang di kota Medan untuk membantu masyarakat Medan dan sekitarnya guna meningkatkan kualitas kesehatan, terutama kesehatan anak.

“Seorang anak memiliki hak untuk dapat tumbuh kembang agar mendapatkan tinggi dan kemampuan yang optimal sehingga saya percaya bahwa ini merupakan visi misi klinik AP&AP untuk dapat mewujudkannya," kata Aman Pulungan.

Baca juga: Pemda diminta konsolidasikan data SDGs Desa guna penanganan stunting

Dengan diresmikannya klinik AP&AP Medan, Aman Pulungan berharap pelayanan kesehatan anak dapat terjamin di klinik tersebut tanpa harus berobat ke luar negeri.

"Hal ini senada dengan program Bapak Presiden Joko Widodo tentang medical tourism yang sudah mengingatkan bahwa satu klinik harus dapat memberikan pelayanan terbaik,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Medan Kahiyang Ayu, yang turut hadir dalam peresmian klinik AP&AP Medan.

Pelayanan Klinik AP&P berfokus pada penyakit tidak menular, seperti diabetes, stunting, dan penyakit tiroid, tetapi juga mencegah penularan penyakit menular dengan meningkatkan cakupan vaksinasi di Medan dan sekitarnya.

Klinik AP&P Pediatric Growth and Diabetes Center di Medan menghadirkan para pakar kesehatan terkemuka. Selain itu, Klinik AP&P juga memiliki laboratorium yang berkolaborasi dengan Prodia yang bertaraf internasional dalam memberikan kenyamanan pada pasien untuk mendapatkan pelayanan hanya dalam satu tempat dan satu waktu.

Klinik Anak AP&P yang fokus dalam memberikan pelayanan kesehatan komprehensif yang holistik bagi anak, memiliki konsen terhadap tumbuh kembang anak dan diabetes serta genetic based yang didukung dengan layanan pemeriksaan laboratorium kesehatan Prodia.

Kerjasama Laboratorium Prodia dengan Klinik Anak AP&AP ini merupakan kerjasama resmi pertama yang diharapkan dapat berkontribusi bersama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan anak di Indonesia.

Baca juga: Menteri PPPA: Pengasuhan anak yang berkualitas kunci cegah stunting
Baca juga: Kemenko PMK: Ibu hamil harus meningkatkan asupan protein hewani



Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023