Kelahiran anoa ini tentu saja membawa angin segar dan harapan baru bagi dunia konservasi satwa endemik anoa.

Manado (ANTARA) - Bayi anoa (Buballus sp) yang diberi nama 'Raden', lahir di 'Anoa Breeding Centre' (ABC) Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) bekerja sama dengan Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara (Sulut).

"Bayi anoa tersebut lahir pada Senin, 16 Januari 2023 pukul 20.52 WITA dengan jenis kelamin jantan, berat badan 6,1 kilogram dan panjang badan 52 sentimeter. Penamaan Raden diberikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Anoa ini lahir dari induk anoa betina Denok dan anoa jantan Rambo," kata Kepala BPSILHK- Manado Heru Setiawan, di Manado, Kamis.

Kelahiran bayi anoa ini merupakan kelahiran keempat di ABC-BPSILHK Manado, setelah diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar pada tanggal 5 Februari 2015.

Bayi anoa pertama lahir pada tanggal 7 Februari 2017 dan diberi nama 'Maesa' oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, bayi anoa kedua lahir pada 8 November 2017 dan diberi nama 'Anara' oleh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jan Darmadi yang didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.

Sedangkan bayi anoa ketiga lahir pada tanggal 25 Juli 2018 diberi nama 'Deandra' oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

"Saat ini ABC memiliki sembilan ekor anoa dengan komposisi empat jantan dan lima betina," kata Heru.

Proses kelahiran berlangsung melalui operasi caesar dengan kondisi induk dan bayi anoa dari pengamatan tim dokter hewan ABC sejauh ini dalam keadaan sehat.

Anoa (Buballus sp) menjadi salah satu pengisi keanekaragaman hayati di kawasan Wallacea yang perlu diperjuangkan kelestariannya.

Satwa jenis ini adalah hewan endemik Sulawesi dan dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum:1/6/2018 tentang Penetapan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Anoa juga digolongkan sebagai satwa terancam punah dalam 'IUCN Red List of Threatened Animal' dan masuk ke dalam Appendix I CITES.

"Kelahiran anoa ini tentu saja membawa angin segar dan harapan baru bagi dunia konservasi satwa endemik anoa, mengingat populasinya yang terus menurun," ujarnya.

Jumlah populasi anoa di habitat alaminya diperkirakan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, berdasarkan data IUCN Red List diperkirakan populasi anoa di seluruh Sulawesi tidak lebih dari 2.500 individu, sedangkan di ex situ, jumlah anoa yang terdata di studbook kurang lebih 40 ekor.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, BPSILHK Manado akan terus mengembangkan ABC untuk pengembangan standar pengelolaan anoa secara ex situ, terutama yang berkaitan dengan standar kesehatan anoa dan standar sarana prasarana untuk kesejahteraan satwa anoa.

"ABC telah menjalin kerja sama untuk mendukung pelestarian satwa endemik Sulawesi ini dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara dan mendapat dukungan dari mitra yaitu PT Cargill Indonesia-Amurang.

"Keberhasilan ini kami memberikan apresiasi yang tinggi untuk tim ABC BPSILHK Manado serta mitra kerja sama yang terus turut berkontribusi dalam konservasi anoa sebagai satwa endemik yang dilindungi," kata Heru pula.
Baca juga: BP2LHK Manado, untuk ketiga kalinya anak anoa lahir normal

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023