Ambon (ANTARA) - Warga di Ambon berharap rumah sakit umum yang ada di daerah itu menambah keberadaan dokter spesialis, sehingga ketika berobat tidak perlu dirujuk ke rumah sakit di luar Provinsi Maluku.
Salah seorang warga Ambon Vania Fatmawati di Ambon, Kamis mengharapkan, ada peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit umum setempat melalui ketersediaan dokter spesialis yang lengkap.
Ia menceritakan, dirinya pernah dirujuk ke rumah sakit umum Siloam di Kota Makassar karena menderita sakit batu ginjal, dan penyempitan tulang sendi di bagian belakang.
“Sebenarnya kemarin pada saat sakit itu memang sudah lumayan membaik pelayanannya. Cuman pada saat pemeriksaan lebih lanjut, ternyata memang saya harus dirujuk ke salah satu RS umum di Makassar karena memang keterbatasan alat, dan keterbatasan dokter spesialis untuk penyakit saya,” kata Vania.
Baca juga: RSUD Adjidarmo Rangkasbitung butuh penambahan dokter spesialis
Saat menerima pemeriksaan, ia mengaku ada dokter yang melayani keluhannya, namun dokter spesialis khusus yang harus mengambil alih menangani penyakitnya belum ada.
Sehingga Vania disarankan untuk dirujuk ke RS Makassar dalam kondisi menahan sakit, dengan menggunakan pesawat.
“Tahu sendiri kalau di pesawat kan kita harus duduk lumayan lama walaupun memang jarak Ambon ke Makassar itu cukup dekat tapi untuk seoarang yang sedang mengalami penyakit seperti saya rasanya itu akan menjadi lama karena kondisi saya waktu itu ga bisa duduk. Jadi saya harus menahan sakit,” ujarnya.
Baca juga: Dekan FK Unram dukung pemerintah berikan beasiswa dokter spesialis
Ia berharap, ke depan RS daerah khususnya di Maluku melalui pemerintah pusat bisa memenuhi dokter spesialis yang masih kurang.
“Semoga di Maluku akan lebih banyak lagi dokter muda, dokter-dokter spesialis yang memang mahir di bidangnya yang bisa membantu kami pasien dengan penyakit yang betul-betul serius seperti yang saya alami,” kata Vania berharap.
Baca juga: Akademisi: pendistribusian dokter spesialis harus merata di daerah
Menurutnya, kondisi pasien tidak bisa dipastikan baik-baik saja ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit rujukan.
“Untung saya masih muda, tapi kalau menemukan pasien yang lebih tua dari saya dengan kondisi penyakit seperti saya ya otomatis kita tidak bisa menjangkau kekuatannya dia untuk menahan rasa sakit selama dirujuk,” ungkapnya.
Sementara itu, orang tua Vania, Rossni mengaku mengeluarkan biaya yang banyak ketika anaknya Vania dirujuk langsung ke Makassar
“Biaya pesawat, belum lagi biaya obat-obatan dan lain-lain. Kalau di Ambon bisa kenapa engga. Dan di sini sudah banyak RS besar yang memang fasilitasnya harus bisa dipenuhi. Bukan berarti saya mengeluh anak saya beban ya, tapi alangkah baiknya lengkap di Kota Ambon ini, agar mengurangi beban masyarakat seperti kita juga,” ucapnya.
Baca juga: Kedokteran Unram ajukan pembukaan empat prodi dokter spesialis
Ia berharap, ke depan, pemerintah pusat bisa memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dengan lengkap. Baik dari segi alat kesehatan, maupun dokter spesialis-nya.
“Jadi harapan yang besar agar masyarakat Ambon juga lebih sehat dan tidak perlu ribet dirujuk ke RS luar. Karena kan kasian. Baik kalau kami punya keluarga di daerah tempat yang dirujuk. Tapi kalau ga ada, yang temani mereka siapa, kan menambah beban ekonomi juga,” kata Rossni.
Sebelumnya Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Johannes Leimena Ambon, Maluku, Dr Yan Aslian Noor menyampaikan saat ini pihaknya membutuhkan dokter spesialis bedah jantung.
"Secara umum dokter spesialis di Leimena sudah tercukupi, termasuk sarana prasarana, bangunan dan obat-obatan. Tapi untuk untuk bedah jantung, kami lagi berusaha untuk mengadakan itu dengan melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan dan kementerian yang mempunyai dokter-dokter seperti itu,” kata Yan Aslian di Ambon, Senin.
Baca juga: Unja kejar akreditasi bantu kebutuhan dokter spesialis di daerah
Ia menyebutkan saat ini di RSUP J Leimena sudah ada kurang lebih 42 dokter spesialis. Di antaranya ada yang sedang sekolah untuk mengambil konsulen.
Ia menyampaikan saat ini salah satu dokter spesialis jantung di RSUP J Leimena, masih mengikuti pelatihan dan pendidikan lanjut untuk mendapatkan gelar dokter jantung intervensi.
“Sama halnya dengan perawat di sini, sudah beberapa yang menyelesaikan kemahiran untuk mampu melakukan keahlian keperawatan jantung. Di antara mereka sudah ada yang selesai,” ujarnya.
Baca juga: Mencari solusi atasi minimnya dokter spesialis di NTB
Baca juga: Pasien di NTB harapkan daerah tambah dokter spesialis
Pewarta: Winda Herman
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023