desa merupakan basis dan awal dimana pertanian dan produk-produk UMKM diusahakanBintan, Kepri (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyampaikan bahwa desa mempunyai peran yang cukup penting dalam kegiatan ekspor.
"Desa merupakan basis dan awal dimana pertanian dan produk-produk UMKM diusahakan," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Harlina Sulistyorini di sela kegiatan rangkaian acara Hari BUMDes Nasional di Teluk Bakau, Bintan, Kamis.
Ia menambahkan, mayoritas sumber daya baik lahan, bahan baku dan tenaga kerja ada di desa. Hal ini berarti desa mempunyai posisi yang strategis dalam ekosistem produk unggulan di Indonesia.
Ia menyampaikan, salah satu BUMDesma di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yakni BUMDesma Singosari sedang bersiap untuk melakukan ekspor perdana untuk tanaman anggrek ke Thailand.
Baca juga: Kemendes PDTT: Peningkatan SDM faktor penting pengembangan BUMDes
Baca juga: Mendes PDTT: Masuknya BUMDes-BUMDesma ke OSS dukung kemandirian desa
Untuk melakukan ekspor anggrek itu, lanjut dia, Kemendes PDTT menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan komunitas anggrek untuk mendukung rencana ekspor itu.
"Jadi BUMDesma itu harus punya surat anggrek yang memang bisa diekspor. Di Thailand memang mereka punya anggrek, tetapi ada spesies yang mereka tidak ada, tapi kita banyak," tuturnya.
Harlina berharap, ekspor anggrek yang rencananya dilakukan pada Maret-April 2023 dapat memberikan motivasi kepada BUMDes maupun BUMDesma lainnya untuk melakukan ekspor.
Di samping itu, lanjut dia, juga mendorong BUMDes dan BUMDesma lainnya untuk memiliki legalitas, seperti kepemilikan nomor induk berusaha (NIB) dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM).
Baca juga: Kemendes PDTT siapkan SDM tata keuangan tingkatkan kinerja BUMDes
Untuk melakukan ekspor anggrek itu, lanjut dia, Kemendes PDTT menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan komunitas anggrek untuk mendukung rencana ekspor itu.
"Jadi BUMDesma itu harus punya surat anggrek yang memang bisa diekspor. Di Thailand memang mereka punya anggrek, tetapi ada spesies yang mereka tidak ada, tapi kita banyak," tuturnya.
Harlina berharap, ekspor anggrek yang rencananya dilakukan pada Maret-April 2023 dapat memberikan motivasi kepada BUMDes maupun BUMDesma lainnya untuk melakukan ekspor.
Di samping itu, lanjut dia, juga mendorong BUMDes dan BUMDesma lainnya untuk memiliki legalitas, seperti kepemilikan nomor induk berusaha (NIB) dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM).
Baca juga: Kemendes PDTT siapkan SDM tata keuangan tingkatkan kinerja BUMDes
Baca juga: Mendes PDTT minta jajarannya saling terintegrasi dalam bangun desa
Harlina mengatakan, produk-produk yang dimiliki BUMDes seperti kopi, lidi sawit, vanili, dan kemiri memiliki potensi cukup besar untuk diekspor.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menambahkan, kini posisi BUMDes dan BUMDesma sudah semakin kuat karena telah masuk dalam sistem Online Single Submission (OSS) yang dikelola Kementerian Investasi/BKPM.
"Alhamdulillah per 1 Februari 2023 secara resmi sudah masuk di dalam sistem. Eksistensi, legalitas dan keberadaan BUMDes dan BUMDesma semakin diakui secara konstitusional," tuturnya.
Harlina mengatakan, produk-produk yang dimiliki BUMDes seperti kopi, lidi sawit, vanili, dan kemiri memiliki potensi cukup besar untuk diekspor.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menambahkan, kini posisi BUMDes dan BUMDesma sudah semakin kuat karena telah masuk dalam sistem Online Single Submission (OSS) yang dikelola Kementerian Investasi/BKPM.
"Alhamdulillah per 1 Februari 2023 secara resmi sudah masuk di dalam sistem. Eksistensi, legalitas dan keberadaan BUMDes dan BUMDesma semakin diakui secara konstitusional," tuturnya.
Baca juga: Kemendes PDTT berharap Hari BUMDes jadi momentum perluas produk desa
Baca juga: Kemdes: BUMDes butuh pengembangan kapasitas SDM
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023