Manokwari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan soal pelaksanaan vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah terjadinya kanker serviks.

"Kami masih tunggu juknis dari Kementerian Kesehatan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Papua Barat dr Feny Mayana Paisey, di Manokwari, Kamis.

Baca juga: Kemenkes: Anak yang tak sekolah masuk sasaran vaksinasi HPV

Sembari menunggu juknis, kata dia, sosialisasi dan edukasi bagi remaja putri di seluruh sekolah rutin dilaksanakan.

Upaya tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman kaum perempuan terkait bahaya kanker serviks.

"Sudah kami lakukan ke sekolah-sekolah di Papua Barat," ucap dia.

Baca juga: Jaksel gencarkan sosialisasi vaksinasi HPV untuk cegah kanker serviks

Ia berharap, vaksinasi HPV nantinya terlaksana dengan baik, tanpa adanya penolakan dari masyarakat di wilayah setempat.

Sebab, vaksinasi HPV berguna untuk pencegahan sekaligus menurunkan kasus kanker serviks yang diderita kaum perempuan.

"Jadi itulah guna dari sosialisasi dan edukasi," ucap dia.

Baca juga: Pemerintah berupaya memperluas cakupan imunisasi HPV

Selama ini, Dinkes Papua Barat intens melaksanakan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) guna mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.

Tes IVA merupakan pemeriksaan skrining dari pap smear menyasar wanita yang telah berhubungan seks atau wanita berusia lebih dari 21 tahun.

Baca juga: Vaksinasi HPV pada 2023 sasar 1,4 juta pelajar perempuan kelas V-VI SD

Pendeteksian dini kanker serviks tak hanya dilakukan pihak dinas melainkan PKK dan Posyandu di masing-masing kabupaten di Papua Barat.

"Pemeriksaan IVA tes berguna untuk kita melihat apakah ada kanker serviks atau tidak," ujar Feni.

Baca juga: Dokter imbau orang tua manfaatkan BIAS untuk dapatkan vaksin HPV anak
Baca juga: Melanie Subono ajak perempuan vaksinasi HPV cegah kanker serviks

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023