Terus sampai musim panas juga kami keruk
Jakarta (ANTARA) - Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono merancang program pengerukan endapan lumpur di sejumlah sungai dan waduk di Ibu Kota hingga musim kemarau sebagai upaya pengendalian banjir saat musim hujan.
“Terus sampai musim panas juga kami keruk,” kata Heru saat menanam pohon di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis.
Selain sungai dan waduk, saluran primer dan sekunder hingga saluran penghubung di sejumlah titik di Jakarta juga dikeruk untuk mengendalikan genangan atau banjir di kawasan permukiman.
Selain pengerukan, lanjut dia, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI juga menyiagakan pompa untuk menyedot air ketika terjadi banjir.
Baca juga: DKI keruk 24.123 meter kubik lumpur di Waduk Pluit guna cegah banjir
Berdasarkan data Dinas SDA DKI hingga 27 Januari 2023, total volume lumpur yang sudah dikeruk di 38 lokasi waduk, situ, embung dan sungai mencapai 418.365 meter kubik (m3).
Capaian itu 51,8 persen dari total target 808.272 meter kubik lumpur. Dinas SDA DKI mendata ada 40 lokasi rencana pengerukan, 11 di antaranya belum memulai pengerukan.
Adapun lokasi pengerukan terbanyak berada di Jakarta Utara dan Jakarta Timur masing-masing sebanyak 10 titik serta di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat masing-masing delapan titik.
Lumpur hasil pengerukan kemudian ditampung di tempat pembuangan di fasilitas pembuangan lumpur (confined disposal facility/CDF) di Ancol, Jakarta Utara.
Baca juga: Dinas SDA DKI keruk delapan sungai yang selama ini sumbang banjir
Pengerukan dilakukan oleh ratusan petugas dan alat berat untuk mengeruk lumpur yang tersebar di lima wilayah di DKI.
Dinas SDA memiliki 494 pompa stasioner dalam keadaan baik dan 461 pompa keliling di seluruh DKI Jakarta.
Sedangkan jumlah personel, Dinas SDA DKI memiliki 4.179 personel pasukan biru dan operator pompa dan pintu air mencapai 1.753 orang per Desember 2022.
Untuk jumlah alat berat, Dinas SDA DKI mencatat ada 230 alat berat yang siap digunakan didukung 464 truk yang salah satunya digunakan untuk mengangkut limbah lumpur itu.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023