Berlin (ANTARA) - Jerman pada Rabu mengkritik keengganan Rusia untuk menyetujui upaya mediasi guna mengakhiri perang dengan Ukraina.
“Apa yang kurang saat ini adalah bukan tidak adanya mediator, melainkan kesediaan Rusia untuk terlibat dalam upaya mediasi apapun. Itulah faktanya, kalian tidak bisa menutup mata soal itu,” kata juru bicara pemerintah Jerman Steffen Hebestreit kepada wartawan di Berlin.
Hebestreit mengatakan sejumlah negara telah menawarkan diri untuk menjadi penengah antara kedua belah pihak, termasuk Turki, Brasil dan Israel.
Namun, Hebestreit yang waspada terhadap tawaran Brasil, mengatakan bahwa perlu dilihat jika ada yang bisa dihasilkan dari hal itu.
Baca juga: Indonesia usul bentuk komite ad hoc mediasi Rusia dan Ukraina
Awal pekan ini, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva secara mengejutkan menawarkan negaranya dan Tiongkok untuk berperan sebagai mediator bila memungkinkan.
“Saya usulkan untuk mencari sekelompok negara yang ingin menciptakan kedamaian di bumi ini,” ujar Lula dalam konferensi pers bersama pada Senin setelah pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Brasilia.
Selain menyerukan untuk memulai pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, Lula menekankan perlu untuk membentuk kelompok negara yang cukup kuat dan dihormati guna duduk bersama dengan kedua pihak di meja perundingan.
Sikap Lula mengenai pembicaraan damai berkebalikan dengan kanselir Jerman, yang berulang kali mengatakan bahwa negosiasi dapat dimulai setelah pasukan Rusia ditarik dari Ukraina.
Menurut Heberstreit, usulan damai Brasil tidak dibahas sebelumnya dengan Scholz.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Brazil tolak permintaan Jerman untuk kirim amunisi tank ke Ukraina
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023