Pasar cukup yakin bahwa (Powell) melihat inflasi turun, dan sepertinya dia cukup yakin bahwa itu akan berlanjut,
New York (ANTARA) - Dolar memperpanjang kerugian pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), jatuh ke level terendah sembilan bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara tentang kemajuan dalam menurunkan tekanan inflasi, bahkan ketika bank sentral AS memperingatkan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.
Powell, berbicara dalam konferensi pers setelah Fed mengumumkan bahwa mereka telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai harapan secara luas, mengatakan dia tidak sepenuhnya yakin di mana bank sentral akan berhenti dengan kenaikan biaya pinjaman karena terus maju dengan upayanya untuk mendinginkan inflasi.
Dia juga mencatat kemajuan disinflasi, yang dia katakan masih dalam tahap awal, dan mengatakan Fed akan terus membuat keputusan berdasarkan pertemuan demi pertemuan.
"Pasar cukup yakin bahwa (Powell) melihat inflasi turun, dan sepertinya dia cukup yakin bahwa itu akan berlanjut," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.
"Mereka memiliki dua laporan inflasi lagi menuju pertemuan Maret, dan jika kita melihat tekanan harga terus mereda maka mereka mungkin gagal mencapai titik plot mereka dan hanya perlu memberikan satu kenaikan suku bunga lagi," tambah Moya. "Ini adalah kabar baik untuk aset-aset berisiko, kabar baik untuk euro dan membawa dolar ke beberapa level terendah yang pernah kita lihat dalam beberapa bulan."
Baca juga: Data upah ganggu pemulihan dolar sebelum keputusan suku bunga Fed
Investor telah menilai prospek yang lebih dovish daripada yang disinyalir oleh pejabat Fed, karena mereka bertaruh bahwa kondisi moneter yang lebih ketat akan menghambat pertumbuhan dan kemungkinan mengirim ekonomi AS ke dalam resesi, dan pada gilirannya menyebabkan bank sentral AS untuk berubah arah ke penurunan suku bunga.
Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan overnight mencapai puncaknya di 4,89 persen pada Juni, sebelum jatuh kembali ke 4,39 persen pada Desember. "Dot plot" terakhir The Fed pada Desember menunjukkan bahwa pejabat Fed memperkirakan tingkat suku bunga akan naik di atas 5,0 persen.
Powell juga mengindikasikan dia tidak khawatir tentang pelonggaran kondisi keuangan, dengan mengatakan fokus Fed bukan pada pergerakan jangka pendek, tetapi pada perubahan berkelanjutan pada kondisi keuangan yang lebih luas.
Dolar jatuh serendah 101,03 terhadap sekeranjang mata uang, terendah sejak 22 April. Euro mencapai 1,10020 dolar, tertinggi sejak 4 April. Greenback juga turun terhadap yen menjadi 128,55, terendah sejak 20 Januari.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP pada Rabu (1/2/2023) menunjukkan bahwa sektor swasta AS menambahkan 106.000 pekerjaan bulan lalu, jauh lebih sedikit dari yang diharapkan pada Januari, mengisyaratkan beberapa pendinginan di pasar tenaga kerja.
Baca juga: Dolar stabil di Asia karena investor tunggu keputusan suku bunga Fed
Fokus utama ekonomi AS minggu ini adalah laporan pekerjaan pemerintah untuk Januari pada Jumat (3/2/2023), yang diharapkan menunjukkan bahwa pemberi kerja menambahkan 185.000 pekerjaan selama bulan tersebut.
"Perekrutan melambat dan pasar pekerjaan tidak sepanas tahun lalu, tetapi tidak jelas apakah itu cukup dingin untuk menghentikan inflasi upah," kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive di Toronto.
Upah diperkirakan meningkat sebesar 0,3 persen di bulan tersebut, untuk kenaikan tahunan sebesar 4,3 persen.
Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Kamis waktu setempat. Sterling naik 0,60 persen menjadi 1,23910 dolar.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023