Padang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang menyatakan berkurangnya jumlah produksi pabrik karet di kota berpenduduk 900 ribu jiwa itu mempengaruhi kualitas air sungai di daerah setempat menjadi lebih baik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Mairizon di Padang, Rabu, mengatakan pada saat ini sejumlah pabrik karet di Padang hentikan operasi dan mengurangi produksi mereka dan ini berdampak pada kualitas air sungai di daerah setempat menjadi lebih baik.
Ia mengatakan seperti PT. Lembah Karet yang saat ini sudah tutup atau tidak lagi beroperasi, kemudian PT. BHB juga tidak lagi beroperasi sejak Januari 2023 hingga waktu yang tidak ditentukan.
Selain itu ada empat perusahaan karet masih beroperasi, namun kapasitas produksi mereka sudah menurun yakni PT. Abaisiat Raya, PT. Kilang Lima Gunung, PT. Teluk Luas dan PT. Famili Raya.
Baca juga: Sungai Lubai Muaraenim Sumsel tercemar limbah pabrik karet
Baca juga: Kebun karet warga di Bangka Selatan tercemar limbah pertambangan
"Perusahaan itu masih beroperasi tapi dengan kapasitas yang menurun karena ketersediaan bahan baku yang sedikit," kata dia.
Menurut dia, pencemaran aliran air sungai dari limbah karet di kota setempat sudah terjadi selama bertahun-tahun namun untuk menguji perubahan kualitas lingkungan atau air butuh waktu meski proses produksi telah berhenti
Ia mengatakan penghentian operasional pabrik karet tersebut, berpengaruh terhadap kualitas air sungai yang selama ini tercemar limbah pabrik karet, namun untuk mengetahui perubahan diperlukan waktu untuk menguji kualitas air sungai, pasca penghentian operasional.
Menurut dia, secara aturan limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan karet merupakan limbah mutu namun karena dilakukan secara berkelanjutan akan mempengaruhi kualitas air sungai yang dicemarinya.
"Kondisi sekarang ada beberapa pabrik yang berkemungkinan besar tutup atau minimal terjadi penurunan produksi itu secara signifikan akan menyebabkan perbaikan kualitas sungai yang selama ini dicemarinya” kata dia.*
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023