Keempat pasar tersebut adalah Pasar Beringharjo, Kranggan, Demangandan Prawirotaman
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Pemerintah DIY dan Bank Indonesia berupaya menurunkan harga beras yang cenderung mengalami kenaikan dengan operasi pasar 15 ton beras di empat pasar tradisional di Kota Yogyakarta dalam waktu dekat.
"Operasi pasar (OP) beras akan kami lakukan dalam waktu dekat. Untuk waktunya masih terus dikoordinasikan tetapi akan digelar di empat pasar yang selama ini menjadi lokasi pantauan harga kebutuhan pokok,” kata Analis Kebijakan Ahli Muda Sub Koordinator Ketersediaan dan Pengendalian Harga Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Evi Wahyuni di Yogyakarta, Rabu.
Keempat pasar tersebut adalah Pasar Beringharjo, Kranggan, Demangandan Prawirotaman.
Menurut dia, harga beras cenderung mengalami kenaikan sehingga dibutuhkan upaya intervensi untuk stabilisasi atau menurunkan harga komoditas kebutuhan pokok tersebut.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian DIY, harga beras jenis IR berada di kisaran Rp11.500 per kg hingga Rp12.000 per kg sedangkan beras jenis Mentik Wangi dan Rojolele dijual dengan harga lebih tinggi yaitu sekitar Rp13.300 per kg dan Rp14.300 per kg.
“Operasi pasar memang hanya untuk beras saja,” katanya.
Sedangkan harga untuk komoditas kebutuhan pokok lain, lanjut Evi, masih cukup stabil bahkan ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti bawang putih menjadi Rp25.000 per kg dan bawang merah Rp30.000 per kg.
Baca juga: Disdag Yogyakarta tambah test kit bahan berbahaya di pasar tradisional
Baca juga: Pasar Giwangan jadi pusat pengelolaan sampah pasar di Yogyakarta
“Untuk minyak goreng mengalami kenaikan harga dan khusus untuk Minyak Kita cukup sulit ditemukan di pasar,” katanya.
Evi menambahkan distributor Minyak Kita sebelumnya terindikasi mendistribusikan komoditas dengan sistem bundling sehingga mendapat teguran.
Sedangkan menjelang bulan puasa, Evi memastikan akan tetap melakukan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok serta ketersediaan dan kecukupan stok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta juga berencana melakukan sinkronisasi ketersediaan barang dengan mengundang pedagang bahan kebutuhan pokok di pasar untuk dipertemukan dengan distributor seperti Bulog.
“Kami ingin memangkas jalur distribusi. Biasanya, pedagang sudah memiliki suplier sendiri. Saat harga dari suplier tinggi maka pedagang memiliki alternatif distributor lain yang menyediakan harga bersaing, sehingga harga ke konsumen juga terjangkau,” katanya.
Baca juga: Yogyakarta revitalisasi Pasar Sentul gunakan gaya arsitektur Indische
Baca juga: Tangani sampah pasar, Yogyakarta tambah tiga truk "compactor"
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023