“Harapannya program APL berperan dalam literasi sains, kemampuan untuk memahami fenomena alam dan sosial serta kemampuan mengambil keputusan tepat secara ilmiah,” katanya dalam Kick Off Webinar Series: Program APL dalam Bentuk Buku dan Audiovisual di Jakarta, Rabu.
Ayom mengatakan kreativitas SDM perlu dibentuk karena Indonesia memiliki kekayaan luar biasa baik dari sisi adat istiadat dan keanekaragaman hayati yang berasal dari 17 ribu pulau, 700 bahasa maupun ribuan spesies yang ternyata belum tergali sepenuhnya.
Program APL ini diibaratkan sebagai upaya untuk menemukan intan pengetahuan yang tersembunyi di tengah masyarakat karena BRIN menyediakan skema fasilitasi riset untuk akuisisi pengetahuan lokal.
Skema tersebut bermaksud untuk mendokumentasikan, menerbitkan dan menyebarluaskan pengetahuan lokal agar dapat diakses terbuka dan gratis oleh masyarakat.
Baca juga: Kepala BRIN: Program APL upaya menaga kearifan lokal Indonesia
Baca juga: BRIN ikut turunkan stunting di Bangli
Program APL ini nanti dilakukan melalui upaya kolaboratif dengan berbagai pihak dalam rangka menjaring karya atau konten baik call for content creator, bengkel karya audiovisual, call for book chapter dan call for book paper.
Tema-tema pengetahuan lokal yang menjadi ruang lingkup meliputi pelestarian budaya seperti kesenian, tarian, musik, lukisan serta terkait pelestarian sumber daya alam terkait yang mengandung keunggulan di wilayah atau di daerah tertentu.
Tak hanya itu, pengetahuan lokal ini juga termasuk arsitektur, pertanian, peternakan dan pengetahuan kearifan lokal lainnya.
Ayom menjelaskan seluruh masyarakat bisa berpartisipasi mengirimkan karyanya baik dari akademisi yaitu periset maupun dosen, mahasiswa atau pelajar serta kreator dan komunitas atau penggiat yang sudah berpengalaman.
Terdapat dua kategori bentuk karya yang dapat dikirimkan kepada BRIN yaitu buku dan audiovisual dengan kategori buku dalam bentuk buku ilmiah seperti monografi atau bunga rampai, buku ilmiah populer, buku ajar, buku pedoman dan buku cerita bergambar.
Untuk audiovisual meliputi film dokumenter, film animasi, film fiksi dan dokumentasi kreatif inovatif.
Sementara tahap pelaksanaannya dimulai dengan pengusul mengajukan karya usulan yang akan diverifikasi oleh BRIN dan dilakukan penilaian baik dari penilai eksternal maupun internal hingga akhirnya penetapan karya yang diumumkan pada April, Juli dan November.
Nantinya para penilai akan memberikan nilai A, B dan C terhadap karya yang diusulkan dengan skor untuk grade A adalah 85-100, grade B adalah 65-85 dan grade C adalah 45-64.
Penilaian tersebut akan berpengaruh terhadap insentif yang diberikan BRIN kepada penulis seperti kategori buku mulai Rp6 juta sampai Rp20 juta sedangkan kategori audiovisual mulai Rp5 juta sampai Rp20 juta.
Masyarakat dapat mengusulkan karyanya melalui link https://linktr.ee/akuisisiBRIN dengan menyerahkan karya asli baik ditulis atau dibuat sendiri maupun bersama tim sekaligus melampirkan surat pernyataan dengan tanda tangan bermaterai.
Surat pernyataan tersebut harus menyatakan karya yang diusulkan bebas unsur dari pelanggaran hak cipta, persetujuan dari pihak terkait jika ada, menyetujui karyanya diakuisisi dan disebarluaskan, bersedia mengikuti prosedur serta memenuhi persyaratan dan kelengkapan yang ditetapkan.
“Perlu ditekankan bahwa BRIN akan membeli hak distribusinya syarat secara akses terbuka sementara copyright maupun hak ciptanya tetap milik penulis maupun kreatornya,” kata Ayom.
Baca juga: BRIN-ASPI dukung kolaborasi dan integrasi riset sel punca di Indonesia
Baca juga: BRIN kembangkan bambu komposit untuk furnitur dan komponen bangunan
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023